Orang Tua Tak Sangup Beli Paket, SMP 6 Padang Panjang Kembangkan Aplikasi “Rachel” untuk Belajar Tanpa Gunakan Paket Internet

Orang Tua Tak Sangup Beli Paket, SMP 6 Padang Panjang Kembangkan Aplikasi “Rachel” untuk Belajar Tanpa Gunakan Paket Internet

28 Juli 2020
Kepala SMP 6 Padang Panjang saat presentasikan aplikasi Rachel/Kominfo Padang Panjang

Kepala SMP 6 Padang Panjang saat presentasikan aplikasi Rachel/Kominfo Padang Panjang

RIAU1.COM -PADANGPANJANG-Meringankan biaya pendidikan, karena anak didiknya berasal dari keluarga buruh dan petani. SMP 6 Padang Panjang Sumatera Barat kembangkan Aplikasi tanpa mengunakan kuota internet, untuk proses belajar mengajar.

Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) tertarik dengan aplikasi bejalar tanpa kuota internet yang dikembangkan SMP Negeri 6 Padang Panjang. Aplikasi yang diberi nama “Rachel” itu dipresentasikan Kepala SMP 6 Muji Sirwanto secara virtual kepada Deputi Pendidikan dan Keagamaan Kementerian PMK Agus Sartono, Senin (27/7/2020).

Dalam presentasinya, Muji Sirwanto menjelaskan alasan mengembangkan Rachel. Antara lain, lantaran 80 persen siswa yang bersekolah di SMPN 6 merupakan anak dari buruh tani. Mereka lebih membutuhkan bahan pokok dari paket data internet. “Kami bersama dengan tim berusaha membuat sesuatu yang mempermudah anak dalam proses pembelajaran di masa (Pandemi) Covid-19,” kata Muji, sebagaimana dirilis Diskominfo Padang Panjang.


Ia menjelaskan, “Rachel” dikembangkan dengan Raspberry P, adaptor, SD card 128 GB dan penunjang lainnya. Aplikasi ini bisa menampung seluruh tugas maupun bahan pembelajaran, baik berupa video modul-modul maupun buku elektronik.


Anak-anak, lanjut Muji, tinggal mengunduh (mendownload) dengan mendekati spot-spot untuk mengakses “Rachel” sekali seminggu, Saat diakses itu, pelajaran di-update. Posisi Spot “Rachel” sengaja ditempatkan di daerah yang banyak siswa SMPN 6.

Untuk mengembangkan 1 Rachel, SMP 6 membutuhkan dana Rp4 juta. Total diperlukan Rp24 juta. Deputi Pendidikan dan Keagamaan Kementerian PMK Agus Sartono menanyakan sumber biaya pengembangan tersebut. Muji mengatakan, biaya pengembangannya berasal dari kantong pribadinya dibantu sejumlah donatur.


Presentasi tersebut dilakukan pada rapat koordinasi online dengan tema “Inovasi Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19”. Acara itu turut diikuti oleh berbagai sekolah tingkat SMP dan SMA di Indonesia

Sebelumnya, menurut Diskominfo Padang Panjang, aplikasi ini sempat diperbincangkan di dunia maya. Sehingga mencuri perhatian Kementerian PMK. (Langgam.id)