Miris, Siswa di Kepualuan Mentawai Tidak Dapat Mengikuti Pelajaran Sistem Daring Karena Miskin Internet

Miris, Siswa di Kepualuan Mentawai Tidak Dapat Mengikuti Pelajaran Sistem Daring Karena Miskin Internet

3 Juni 2020
Jaringan internet/net

Jaringan internet/net

RIAU1.COM -MENTAWAI-Miris, Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan menganjurkan belajar melalui sistem daring. Namun apa yang terjadi di daerah yang tidak memiliki jaringan internet, seperti di Kabupaten Kepualuan Menatawai Sumatera Barat, Khususnya di Pulau Siberut. 

Pelajar tidak dapat mengikuti pelajaran sebagaimana mestinya, karena daerah tersebut miskin internet. Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Nasrul Abit mengatakan, keadaan pendidikan di Pulau Siberut khususnya Siberut Selatan yang ia sambangi kemarin, masih sangat jauh dari harapan yang ditargetkan oleh Pemprov Sumbar dalam upaya mencerdaskan anak-anak bangsa yang berintelektual dan bermartabat.


“Dalam pandemi Covid-19 sudah hampir tiga bulan semua siswa belum diizinkan untuk masuk sekolah. Semua siswa dianjurkan untuk belajar melalui sistem daring. Tentunya sangat miris bagi di daerah pedalaman dan kepulauan. Tadi kita sudah rapat dengan para guru dan kepala sekolah di sini. Kendalanya memang daerah sini tidak memiliki jaringan internet. Kita harus carikan solusinya segera agar cepat berkembang,” kata Nasrul Abit.

Nasrul Abit meungkapkan, bahkan, tidak semua guru dan siswa memiliki ponsel pintar dan tersentuh jaringan internet, khususnya yang berada di desa terpencil kepulauan. Tentunya membuat kegiatan belajar mengajar dari rumah tak bisa dijalankan secara efektif.

“Setelah dilakukan evaluasi metode pembelajaran daring di Siberut hanya ada 10 persen, berarti ini belum optimal dan tidak efesien,” ucapnya, sebagaimana rilis yang diterima Langgam.id.

Menurut Nasrul Abit, keterbatasan teknologi dan akses internet menjadi masalah utama. Siswa tidak mengetahui tugas yang diberikan para guru.

“Pemerintah Provinsi Sumatra Barat saat ini mulai mempersiapkan segala sesuatu pelaksanaan perubahan tatanan kehidupan baru produktifitas aman covid (new normal) yang bakal diterapkan pemerintah pusat disegala sektor, termasuk sektor pendidikan,” terang Nasrul Abit saat mengunjungi beberapa sekolah SMA dan SMK di kepulauan Siberut Kabupaten Kepulauan Mentawai, Selasa (2/6).

Terkait permasalahan tersebut Kepala SMAN 1 Siberut selatan Kristin Filiana Br. Maringga, mengungkapkan sejak adanya wabah virus Corona melanda, pemkab Mentawai meliburkan semua siswa.

“Kami sangat khawatir, kalau terlalu lama libur bisa-bisa anak-anak didik kita akan bodoh, ditambah kendalanya siswa disini tidak bisa melakukan pendidikan melalui daring karena daerah sini tidak mencukupi jaringan internet. Tidak semua murid memiliki HP,” jelas Kristin.

Loading...

Kristin juga sampaikan, sementara untuk aset komputer di SMAN 1 Siberut termasuk cukup, hanya tidak dilengkapi jaringan Wifi. Ia juga berharap pemprov Sumbar bisa memfasilitas hal tersebut untuk kemajuan pendidikan di Mentawai.

“Kami berharap pemprov Sumbar bisa memperhatikan kebutuhan pendidikan disini termasuk bantuan dana transportasi bagi guru yang tergolong mahal,” ungkapnya.

Sementara di SMKN 2 Siberut Selatan kepala sekolah Amati Telaumbanua juga menyampaikan pemprov Sumbar kelengkapan sarana dan prasarana, termasuk akses jalan menuju ke sekolah yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua yang memiliki tanjakan yang tinggi

“Jalan yang kecil hanya bisa kendaraan roda dua lewat sini. Kalau bisa jalan ini diperlebar dan bisa dilalui oleh kendaraan roda empat,” sebut Amati.

Keterbatasan fasilitas internet juga dirasakan belasan siswa di SMKN 2 Siberut Selatan.

Sulitnya mengakses internet, membuat mereka berbondong-bondong untuk pulang kampung. Karena pada umumnya di daerah Siberut SMA dan SMK adalah pelajar yang datang dari pulau-pulau kecil yang tidak memiliki setara dengan SMA dan SMK. (Langgam.id)