Napak Tilas Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyah, Upaya Perjuangan Jadikan Pahlawan Nasional

Napak Tilas Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyah, Upaya Perjuangan Jadikan Pahlawan Nasional

8 November 2021
Saat memulai napak tilas

Saat memulai napak tilas

RIAU1.COM - Peserta goes Jelajah Sejarah dan Napak tilas sultan Siak ke II Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyah begelar (Tengku Buwang Asmara) bertempat di Kampung Tengah, kecamatan Mempura dilepas Bupati Siak Alfedri.

Pada kesempatan itu, Bupati Alfedri mengatakan kegiatan goes yang menempuh jarak 60 kilo meter akan finish di mesjid AL-Hidayah kampung Selat Guntung, kecamatan Sabag Auh, dalam rangka Jelajah dan Napak Tilas Perjuangan Sultan Siak ke II Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyah melawan Belanda.

“Kegitan ini dilaksanakan agar kita dan masyarakat kabupaten Siak mengingat kembali perjuangan Sultan Siak ke II Tengku Buwang Asmara atas keberaniannya perang melawan Belanda yang terjadi di Selat Guntung sekitar tahun 1759,”kata dia.

Menurut Bupati lagi, pada masa itu terjadi puncak perlawanan Kerajaan Siak dengan Belanda yang di berinama Perang Guntung 1. Untuk menjaga keselamatan pemerintahannya, Sultan memindahkan pusat Kerajaan dari Buantan ke Mempura besar tahun 1750.

Dia juga menyebutkan untuk mengusulkan Sultan Siak ke II sebagai pahlawan nasional butuh proses yang panjang, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) kabupaten Siak, saat ini sedang menyiapkan dokumen, lukisan Tengku Buwang Asmara dan dalam waktu dekat akan mengelar seminar nasional.

“Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar, peserta goes bersemangat, masyarakat Sabag Auh pun antusias mengikuti kegiatan ini. Mari bersama-sama kita dukung Tengku Buwang Asmara menjadi Pahlawan Nasional,"pintanya.

Serangan ke Guntung hingga tahun 1756 selain dipimpin Sultan juga dipimpin oleh Tengku Panglima Besar Muhammad Ali, tak lain (menantu dan keponakan sultan) Tengku Ismail dan Tengku Musa Putra Sultan Raja Indra Pahlawan Datuk (datuk lima puluh) Panglima Sahud dan ratusan hulubalang lainnya.

Untuk diketahui, kisah perang Guntung ini diabadikan di dalam manuskrip Syair Perang Siak yang sangat terkenal dilingkungan Kerajaan Siak dan Pelalawan. Armada perang Sultan Muzafar Syah ini terdiri dari kapal besar dan kecil yaitu kapal penjajah yang dilengkapi meriam.*