HMI Sebut Bank Riau Kepri Terlalu Dimanja

HMI Sebut Bank Riau Kepri Terlalu Dimanja

21 Juli 2021
Ketua HMI Cabang Pekanbaru, Heri Kurnia

Ketua HMI Cabang Pekanbaru, Heri Kurnia

RIAU1.COM - Perlakuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau sebagai pemegang saham terbesar di Bank Riau Kepri (BRK) teramat manja.

Seperti itu dikatakan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru, Heri Kurnia pada Riau24.com grup menyikapi kasus hukum beruntun yang melibatkan oknum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut.

"Makanya, ini apabila nggak ada sikap tegas pemprov terhadap Bank Riau Kepri, ini BRK nggak akan pernah maju," kata Heri, Rabu 21 Juli 2021.

Sambung dia, kejahatan perbankan di BRK ada potensi akan berulang lagi apabila sumber daya manusia di bank tersebut punya mental maling.

"Kejahatan perbankan itu sulit dicegah apalagi sumber daya manusianya punya mental koruptor. Rusaklah itu semua," ujarnya.

Langkah perbaikan konkret yang harus dilakukan, sambung Heri, yakni segera adakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB). Dan pejabat yang selama ini punya jejak rekam buruk, menurut Heri diberhentikan saja.

"Sederhana sebenarnya yang harus dilakukan pemprov sebagai pemilik saham terbesar di BRK itu, jika memang ada niat perbaikan, cukup buat RUPS LB. Minta SDM yang ada di BRK itu yang punya track record buruk selama menjabat di posisi-posisi sebelumnya, jangan dikasih jabatan, kalau perlu diberhentikan. Jangan dirawat SDM yang nggak punya kompetensi," tutur Heri menegaskan.

Loading...

Sebab menurut dia, sistem yang ada di Bank Riau Kepri tidak ada gunanya, jika pegawai di dalamnya rusak.

"Secanggih apapun sistem pengawasan dan keamanan yang dilakukan, tidak akan berguna bila orang-orang di dalamnya jahat," demikian Heri Kurnia.

Seperti diketahui, belum lama ini tiga eks pimpinan cabang Bank Riau Kepri (BRK) ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Riau dalam dugaan kejahatan perbankan. Mereka yakni Kepala Cabang Taluk Kuantan, Kepala Cabang Tembilahan dan Kepala Cabang Bagan Batu.

Riau24.com grup sudah berupaya beberapa kali mencari tahu lebih jauh, bagaimana bisa kejahatan perbankan tersebut bisa terjadi di bank daerah ini yang melibatkan tiga kepala cabang sekaligus. Namun sejauh ini pihak yang punya otoritas memberikan penjelasan belum bisa ditemui.