Ekonomi Riau Melambat, Ekspor Bahan Bakar Nabati Diharap Meningkat

Ekonomi Riau Melambat, Ekspor Bahan Bakar Nabati Diharap Meningkat

4 Desember 2020
Edy Natar

Edy Natar

RIAU1.COM - Laju perekonomian di Provinsi Riau dirasa masih lambat, sehingga dibutuhkan percepatan melalui upaya-upaya yang strategis dan lebih efektif dalam mendorong kinerja perekonomian Riau.

Hal tersebut dikatakan Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution. Untuk itu menurutnya, diperlukan adanya sinergi baik antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, perbankan dan instansi lainnya agar ekonomi Riau dapat segera pulih.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2021 diharapkan dapat berada pada kisaran angka 1,80 sampai dengan 2,59 persen," katanya dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI) Riau Tahun 2020 di Gedung Daerah Balai Serindit, Kamis 3 Desember 2020.

Edy Natar mengungkapkan, sumber peningkatan ekonomi Riau akan didorong terutama oleh peningkatan kinerja investasi dan ekspor. Terutama dengan semakin pulihnya permintaan komoditas utama Riau, seperti bahan bakar nabati untuk biodiesel dan minyak bumi untuk bahan bakar.

Kemudian dia menjelaskan, pemberlakuan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang dimaksudkan untuk menciptakan iklim investasi yang baik, diharapkan mampu mendorong peningkatan investasi di Riau. Khususnya peningkatan pada sisi investasi di sektor riil, serta mendorong investasi di bidang infrastruktur dalam meningkatkan daya saing dan penguatan konektivitas antar daerah.

"Beroperasi tol Dumai-Pekanbaru, yang sangat mungkin akan terintegrasi dengan rencana jaringan ASEAN highway, diperkirakan juga akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Riau," tuturnya.

Wagubri menambahkan, selain hal tersebut, upaya-upaya untuk meningkatkan lifting minyak dan efisiensi cost recovery yang dilaksanakan pemerintah saat ini, diindikasikan akan turut memberikan dorongan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Riau 2021.

Namun demikian, menurutnya, disisi lain produksi minyak di lapangan minyak Riau diperkirakan belum pulih, seiring dengan transisi peralihan blok Rokan kepada Pertamina.

Tentunya akan memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi, bahkan dapat membawa laju pertumbuhan ekonomi Riau ke bawah tingkat pertumbuhan yang diharapkan.

"Selain pertumbuhan ekonomi, indikator lain yang perlu dijaga adalah inflasi, karena berkaitan langsung dengan daya beli masyarakat," demikin Edy Natar.