Dari Rp5 Triliun Insentif Tenaga Penanganan Pasien Covid-19 yang Dibayarkan Kurang 2 Persen, Bagaimana di Riau?

Dari Rp5 Triliun Insentif Tenaga Penanganan Pasien Covid-19 yang Dibayarkan Kurang 2 Persen, Bagaimana di Riau?

6 Juli 2020
Ilustrasi (net)

Ilustrasi (net)

RIAU1.COM - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 provinsi Riau tidak menampik dari besarnya anggaran bagi tenaga kesehatan dan pihak lainnya yang menangani pasien Covid-19, sejauh ini pencairannya masih bermasalah.

"Ini juga menjadi isu yang besar. Tidak hanya di provinsi, juga nasional. Kita tahu dari Kementerian Kesehatan itu sudah dikeluarkan oleh pemerintah. Angkanya fantastis, sampai Rp5 triliun," kata dr Indra Yovi menjawab pertanyaan Riau1.com Sabtu 4 Juli 2020 di Gedung Daerah Riau.

"Cuma, dalam data yang saya punya itu yang sudah dibayarkan, itu kurang dari 2 persen. Itu secara nasional, kalau untuk provinsi Riau, mungkin nanti yang bisa menjawab dengan tepat itu Kepala Dinas dan Direktur Rumah Sakit yang besangkutan," sambung Yovi.

Karena, kata Yovi lagi, pihaknya juga diberikan informasi, ada beberapa whatsapp dari tenaga kesehatan, yang sudah berjuang dari bulan Maret, April, Mei, Juni dan Juli sekarang, itu belum semuanya dibayarkan oleh pemerintah. 

"Saya tidak tahu itu di mana kendalanya. Tapi kemarin kita sudah mendengar dari Presdiden dan juga pak gubernur, hal-hal yang menghambat secara birokrasi bisa dipangkas selama tidak melakukan kasalahan-kesalahan prosedur dalam pemberian insentif itu sendiri," ujarnya.

"Kami juga berharap sebagai tenaga medis, supir ambulan, tenaga pemusalaran jenazah dan lain sebagainya ada disitu," tambahnya.

Namun demikian, terang dia, semua pihak yang terlibat dalam penanganan pasien Covid-19 akan tetap bekerja maksimal meski insentif belum sepenuhnya dibayarkan.

"Kami tidak menunggu itu, kami tidak menunggu insentif itu, ini insentif belum dibayar bulan ini lalu kami tidak bekerja, bukan itu, tidak ada urusan dengan itu. Pekerjaan dilakukan seratus persen, tapi tentunya ada harapan dari kita semua," pungkasnya.