Soal Langkah Catur Sugeng dan Taufik Masuk PKB, Ini kata Pengamat

Soal Langkah Catur Sugeng dan Taufik Masuk PKB, Ini kata Pengamat

6 April 2021
Panca Setyo Prihatin

Panca Setyo Prihatin

RIAU1.COM -Bupati kabupaten Kampar Catur Sugeng dan wakil ketua Gerindra Riau Taufik Arrakhman resmi berhijrah dan bergabung bersama partai kebangkitan bangsa (PKB) pada Minggu kemarin. Keduanya diberi jabatan sebagai Ketua DPC PKB usai dinyatakan resmi bergabung menjadi pengurus.

Pengamat politik Universitas Islam Riau (UIR) Panca Setyo Prihatin melihat fenomena perpindahan tokoh politik ke partai lain adalah  hal yang biasa terjadi.

Namun yang menjadi pertanyaan katanya soal tokoh partai di daerah pindah ke partai lain dengan posisinya yang sedang menjabat seperti Bupati Kampar Catur Sugeng

"Menurut saya ada 2 kemungkinan Catur Sugeng pindah ke PKB, pertama, emang sudah deal politik dari awal bahwa kekuasaan saling berbagi dimana Catur Sugeng sekarang didorong oleh partai maju sebagai bupati dan ketua partai akan diberikan atau dinakhodai oleh kader lain,"katanya. Selasa 6 April 2021.

Tapi argumentasinya bahwa politik kekuasaan itu tidak pernah berhenti mendapatkan, mempertahankan bahkan memperluas kekuasaan sehingga menjadi alasan bahwa mengapa seorang kader akhirnya harus melabuhkan diri nya pada partai lain.

"Alasan lain adalah dalam menyambut pilkada di kabupaten Kampar sehingga semua kepentingan politik baik yang sedang berkuasa atau yang berencana untuk ikut kontestasi pilkada telah mempersiapkan perahu partai politiknya untuk berlayar,"bebernya.

Terkait kasus perpindahan kader Gerindra ke PKB di Pekanbaru, Panca menduga karna ada keterkaitan dengan Pilkada kota Pekanbaru yang beberapa tahun lagi akan di gelar. 

"Dan khsus terkait perpindahan kader terbaik Gerindra ke PKB di Pekanbaru juga dapat diduga terkait dengan pilkada kota Pekanbaru yang beberapa tahun lagi akan di gelar tentu banyak hal yang akan dikorbankan, "ujarnya.

Tapi dalam konteks politik pengorbanan adalah bagian dari strategi untuk mendapatkan haluan lain yang lebih besar apalagi oligarki politik sangat kental di beberapa parpol yang menyebabkan kader merasa gerah, sehingga pilihannya pindah partai agar terus dapat di line up politik.