Begini Perkembangan Politik Dinasti Zaman Kerajaan di Nusantara

Begini Perkembangan Politik Dinasti Zaman Kerajaan di Nusantara

21 November 2020
Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Budaya feodalisme di Nusantara yang juga menganut patrimonialisme melahirkan begitu banyak politik dinasti.

Dimana, garis keturunan ayah akan selalu yang paling diutamakan. Hampir semua kerajaan di Indonesia pada awalnya menerapkan tradisi ini, termasuk dari masa Hindu, Buddha, dan Islam dikutip dari historia.id, Sabtu, 21 November 2020.

Dikenal sejak abad ke-7 dan akan ditemukan lebih banyak di Pulau Jawa. Terlihat dari gelar penguasa atau raja. Konsep dewa raja pada zaman Hindu dan Buddha berarti raja memiliki sifat kedewaan.

Yang paling dikenal ada dalam Prasasti Mantyasih. Raja Dyah Balitung menarik urutan raja-raja pendahulunya hingga Sanjaya, raja pertama Mataram Kuno dari Dinasti Sanjaya.

Lalu ada juga Raja Airlangga yang membeberkan silsilahnya hingga Mpu Sindok, raja Medang Kamulan.

Perlakuan seperti ini kemudian mendarah daging sampai saat ini. Sebut saja yang paling dibahas adalah putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon walikota Solo.

Lalu ada iparnya, Bobby Nasution, maju sebagai calon walikota Medan. Kemudian ada lagi putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Siti Nur Azizah yang maju dalam pemilihan walikota Tangerang Selatan, Banten.

Ia akan bertarung dengan keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Menyusul putra Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dan keponakan mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, Pilar Saga Ichsan sebagai calon wakil walikota Tangsel.