Muhammadiyah Sebut Ada Cukong di Setiap Pilkada di Indonesia

Muhammadiyah Sebut Ada Cukong di Setiap Pilkada di Indonesia

30 September 2020
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas (Foto: Istimewa/internet)

Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Busyro Muqoddas menyebutkan Pilkada di Indonesia tak pernah lepas dari cengkraman para cukong.

Alasannya karena dia melihat tingginya tingkat korupsi sepanjang tahun 2004 hingga 2019 dikutip dari tempo.co, Rabu, 30 September 2020.

" Proses pilkada selalu ditandai dengan cukongisasi, cukongisme. Tentu cukong mengatur APBD, perizinan, dan semacamnya, didesain dalam kerangka kebutuhan bisnis mereka, bisnis yang gelap," terangnya.

Para cukong juga menurutnya mampu membuat dinasti politik dimulai dari elit istana kepresidenan bersama elit partai politik dan elit bisnis.

Jika ini terus dibiarkan, akan berdampak menguatnya dinasti oligarki politik membuat tersendatnya peluang penampilan kader unggulan yang berintegritas dalam parpol maupun dari berbagai elemen masyarakat sipil.

" Buktinya, saat UU MK (Mahkamah Konstitusi) baru saja direvisi dalam waktu 7 hari dan tertutup, dimana hakim MK langsung diberi prubahan umur bekerjanya sampai 70 tahun," terangnya.

Sehingga, cukong dianggapnya sebagai rentenir politik yang dapat memperkuat praktek politik uang.