Ketika Bung Hatta Sebut Makam Pahlawan Syarat Dengan Kepentingan Politik

Ketika Bung Hatta Sebut Makam Pahlawan Syarat Dengan Kepentingan Politik

3 April 2020
Bung Hatta (Foto: Istimewa/internet)

Bung Hatta (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Sebelum bapak proklamator Indonesia Bung Hatta disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir Jakarta Selatan, dia pernah berwasiat untuk menolak dikubur di TMP dan memilih untuk dimakamkan bersama rakyat biasa.

Salah satu alasannya karena bentuk protes terhadap kondisi politik Tanah Air saat itu. Karena menurutnya, pemberian gelar pahlawan, dan siapa yang berhak dimakamkan di TMP telah disisipi dengan kepentingan politik.

" Semua itu ada dalam surat yang ditulisnya pada tahun 1975, " sebut putri pertama Hatta, Meutia dinukil dari historia.id, Jumat, 3 April 2020.

Namun usahanya itu sia-sia lantaran Suharto tak mengabulkan permintaan terakhirnya. Penolakan ini rupanya juga dilakukan oleh sang istri, Rachmi. Namun lagi-lagi presiden kedua RI itu kembali mengabaikannya.

Kata Meutia, untuk urusan wasiat Bung Hatta tidak pernah memikirkan diri sendiri, kecuali di mana dia mau dikubur. Itu juga yang menjadi simbol dari sifat Hatta bahwa hidupnya hanya untuk untuk bangsa.

Apabila saya meninggal dunia, saya ingin dikuburkan di Jakarta, tempat di proklamasikan Indonesia Merdeka. Saya tidak ingin dikubur di Makam Pahlawan (Kalibata). Saya ingin dikuburkan di tempat kuburan rakyat biasa yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya, " tulis Hatta dalam surat wasiatnya bertanggal 10 Februari 1975.