Suara-Suara yang Serukan Pergantian Pucuk Pimpinan Partai Golkar Makin Nyaring

Suara-Suara yang Serukan Pergantian Pucuk Pimpinan Partai Golkar Makin Nyaring

24 Juni 2019
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Foto: Merdeka.com.

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Foto: Merdeka.com.

RIAU1.COM -Suara-suara yang menyerukan pergantian pucuk pimpinan Partai Golkar semakin nyaring. Politikus Golkar, Yorrys Raweyai, menyebutkan musyawarah nasional yang seharusnya dilaksanakan Desember mendatang perlu dipercepat dengan agenda mengganti Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Dilansir dari Tempo.co, Senin (24/6/2019), seruan serupa disampaikan oleh Barisan Pemuda Partai Golkar (BPPG) saat menggelar deklarasi dukungan kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo untuk maju menjadi calon Ketua Umum Golkar. Yorrys berujar bahwa penurunan enam kursi di DPR dalam Pemilihan Umum 2019 merupakan evaluasi besar bagi Golkar.

Dia menuturkan, pada Pemilu 2014, Golkar berhasil memperoleh 91 kursi. Namun, pada tahun ini Golkar hanya mendapat 85 kursi.

“Kegagalan ini yang mendorong munculnya wacana percepatan munas untuk segera menggantikan Airlangga,” ujarnya dalam diskusi, Sabtu (22/6/2019).

Wacana percepatan Munas Golkar semakin menguat. Yorrys mengklaim, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar sudah mulai menggalang kekuatan.

"DPD I ada 34, DPD II 540-an, semua lagi menggalang kekuatan," ujar Yorrys.

Saat ini, dia menambahkan, calon ketua umum cenderung mengerucut kepada nama Bambang Soesatyo. Selain Bambang, ujar Yorrys, kader lain yang potensial adalah Agus Gumiwang Kartasasmita, Aziz Syamsuddin, dan Zainudin Amali.

Inisiator acara deklarasi BPPG, Abdul Aziz, berpendapat pernyataan dukungan kepada Bambang Soesatyo didasari oleh figurnya yang dinilai bersih dan tidak mempunyai potensi terjerat kasus hukum. Aziz mengakui, dorongan ini tak terlepas dari kekecewaan kelompoknya atas perolehan suara Golkar dalam Pemilu 2019.

"Golkar kehilangan 1,2 juta lebih pemilih dan 6 kursi di DPR, terendah dalam sejarah," dia menuturkan.

Klaim Yorrys dan Aziz ditepis oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah I Golkar Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena. Ia mengatakan tak ada wacana musyawarah nasional luar biasa.Melki malah mengklaim seluruh DPD I menginginkan musyawarah digelar normal pada Desember mendatang.

"Enggak ada alasan untuk dibikin percepatan. Sampai saat ini, 34 DPD kami enggak ada yang berbeda," kata Melki ketika dihubungi, Minggu (23/6/2019).

Tak cuma DPD I, Melki mengatakan organisasi sayap Partai Golkar juga kompak mendukung munas yang akan digelar Desember mendatang. Dari Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro), hingga Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).

Melki mengakui ada suara-suara pribadi dalam internal partai berlambang pohon beringin itu yang menginginkan munas dipercepat untuk mengganti Airlangga. Namun, kata dia, DPD I sebagai pemilik suara yang bisa mendorong munaslub justru menginginkan Airlangga tetap menjadi ketua umum.

"Bersama-sama Airlangga selama satu setengah tahun ini kami melihat ada perkembangan. Kami berterima kasih dan meminta Airlangga meneruskan," kata dia.

Menurut Melki, DPD I Golkar justru menilai Airlangga berhasil memimpin partai. Dia beralasan, Airlangga menjabat sebagai ketua umum saat perolehan suara nasional Golkar diprediksi hanya satu digit. Dia pun menilai Menteri Perindustrian itu berhasil mematahkan asumsi orang bahwa Golkar akan terlempar dari tiga besar partai pemenang pemilu.

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pelaksanaan Munas Golkar akan tetap digelar sesuai dengan jadwal, yakni pada Desember mendatang.

“Tidak ada alasan mempercepat munas, meski ada beberapa pihak mendorong untuk itu,” ujar dia setelah bertemu pengurus Golkar Bangka Belitung di Bangka, Sabtu lalu.

Sebelumnya, Airlangga mengatakan akan mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar.

"Insya Allah, beberapa daerah sudah memberikan dukungan," kata dia.

Mengenai munculnya nama Ketua DPR Bambang Soesatyo sebagai pesaingnya, Airlangga menanggapinya santai.

"Ya, namanya Munas Golkar kan terbuka untuk publik," kata dia.