Peringatan Hari Anak Nasional 2021, Ratusan Pelajar Jadi Duta Protokol Kesehatan Keluarga

Peringatan Hari Anak Nasional 2021, Ratusan Pelajar Jadi Duta Protokol Kesehatan Keluarga

26 Juli 2021
Sosialisasi pencegahan penyebaran COVID-19 untuk 268 siswa Sekolah Mutiara Harapan, Global Andalan dan Taruna Andalan yang berada di wilayah operasional PT RAPP/Ist

Sosialisasi pencegahan penyebaran COVID-19 untuk 268 siswa Sekolah Mutiara Harapan, Global Andalan dan Taruna Andalan yang berada di wilayah operasional PT RAPP/Ist

RIAU1.COM -Sosialisasi pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan pendidikan sangat penting. Sebab, pendidikan merupakan sarana yang paling dekat untuk mengedukasi siswa dalam hal kesehatan. Para siswa ini dapat mengingatkan dan memberi pemahaman tentang bahaya COVID-19 kepada keluarganya. Hal ini dapat mengantisipasi penyebaran virus lebih luas.

Beragam upaya untuk menekan penyebaran virus, salah satunya dengan mengajak pelajar menjadi Duta Protokol Kesehatan Keluarga. Hal tersebut dilakukan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan bagian dari Grup APRIL mengadakan seminar secara daring untuk 268 siswa Sekolah Mutiara Harapan, Global Andalan dan Taruna Andalan yang berada di wilayah operasional perusahaan pulp dan kertas ini, bertepatan dengan Hari Anak Nasional tahun 2021 yang bertema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, dengan tagar #AnakPeduliDiMasaPandemi.

Menurut Mill Operations Support Director PT RAPP, Mhd Ali Shabri Nasution, kegiatan ini bertujuan agar para siswa bisa menjadi garda terdepan untuk menekan laju penyebaran COVID-19 dengan cara mengingatkan orang tua mereka tentang bahaya virus ini sehingga bisa meningkatkan protokol kesehatan.

“Kami menyadari bahwa pelajar merupakan bagian dari agen perubahan yang bisa memulai hal baik dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Dengan begitu, upaya menekan penyebaran COVID-19 diharapkan lebih efektif,” tuturnya.

Ali bersyukur antusiasme para pelajar sangat tinggi. Walaupun diadakan secara virtual, mereka tetap aktif terlibat dalam diskusi seminar daring ini.

Manajer Yayasan Kerinci Cinta Kasih (YKCK) dan Yayasan Mutiara Harapan Wiratama, Jansen Yudianto mengatakan pandemi yang berlangsung selama lebih dari satu setengah tahun ini telah berdampak negatif bagi dunia pendidikan. Salah satunya dikenal dengan "learning loss" atau situasi hilangnya keterampilan dan interaksi anak. Dampaknya terjadi penurunan tingkat pengetahuan karena kesenjangan waktu yang lama.  

“Supaya learning loss bisa teratasi, anak-anak harus jaga Prokes dan menjadi duta untuk mengingatkan orang lain di sekitarnya juga ikut Prokes," tutupnya. (rls)