Selain Turki, Hasil Produksi PT APR di Pelalawan Riau Diekspor ke 14 Negara

Selain Turki, Hasil Produksi PT APR di Pelalawan Riau Diekspor ke 14 Negara

21 Februari 2020
Hasil produk PT APR di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, diekspor ke Turki, Jumat (21/2/2020). Foto: Surya/Riau1.

Hasil produk PT APR di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, diekspor ke Turki, Jumat (21/2/2020). Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Kehadiran PT Asia Pacific Rayon (APR) sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk mendorong lebih banyak investasi bernilai tambah di dalam negeri serta memperkuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional yang tertuang dalam Peta Jalan Revolusi Industri 4.0. Selain itu, hadirnya PT APR diharapkan dapat menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil, khususnya kapas yang saat ini seluruhnya belum bisa dipenuhi dari dalam negeri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat peresmian pabrik PT APR di Kabupaten Pelalawan Riau, Jumat (21/2/2020), mengatakan, optimalisasi pemakaian bahan baku tekstil yang berasal dari dalam negeri sangat penting dalam mendongkrak kinerja TPT Indonesia. Saat ini, Kementerian Perindustrian tengah menjalankan beberapa langkah untuk terus meningkatkan kinerja industri padat karya tersebut.

“Untuk menggenjot daya saing industri TPT, banyak hal yang kami pacu. Salah satunya, memudahkan ketersediaan bahan baku di dalam negeri,” ujarnya.

Basrie Kamba selaku Direktur PT APR mengatakan, hadirnya PT APR dapat memberikan dampak positif bagi peluang kerja dan kesempatan usaha untuk bisnis kecil dan menengah di hulu-hilir industri TPT.

"Kami sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas dukungannya melalui peresmian fasilitas baru kami ini," ucapnya.

Selain Turki, produk PT APR juga diekspor ke 14 negara lainnya termasuk pasar tekstil dunia seperti Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Brasil, serta sejumlah negara di Eropa. Tak hanya ekspor, produksi PT APR juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tekstil dalam negeri.

"Kehadiran APR berpotensi menghasilkan devisa hingga USD 131 juta atau sekitar Rp 1,77 triliun per tahun serta menurunkan ketergantungan bahan baku impor hingga USD 149 juta atau sekitar Rp2,01triliun per tahun," ungkapnya.

PT APR memproduksi serat rayon yang sustainable karena berasal dari bahan baku yang terbarukan, dapat terlacak dan mudah terurai. Bahan baku PT APR disuplai oleh Grup APRIL selaku pemasok utama, yang sudah diakui sebagai produsen yang bertanggung jawab lewat sertifikasi nasional (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) dan internasional (Programme for the Endorsement of Forest Certification/PEFC).

PT APR adalah produsen viscose rayon (sutra buatan) pertama di Indonesia yang menerima sertifikasi STeP yang diakui secara internasional dari OEKO-TEX, organisasi sertifikasi independen yang berbasis di Swiss, untuk pembuatan serat viscose staple yang bertanggung jawab.

PT APR meluncurkan kampanye ‘Everything Indonesia’ untuk mempromosikan penggunaan sumber bahan baku tekstil dan fesyen yang diproduksi dari dalam negeri. Tujuannya untuk mendukung Indonesia sebagai pusat tekstil dunia dengan rayon sebagai bahan baku dalam pengembangan kreativitas dan desain fesyen dalam negeri.

PT Asia Pacific Rayon adalah produsen viscose rayon pertama yang terintegrasi secara penuh di Asia. Pabrik berkapasitas 240,000 ton yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, ini menggunakan teknologi produksi terkini dalam menghasilkan rayon berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan tekstil. PT APR berkomitmen untuk menjadi produsen viscose rayon terkemuka yang memiliki prinsip keberlanjutan, transparansi, dan efisiensi operasional, melayani kepentingan masyarakat dan negara, serta memberikan nilai kepada pelanggan.