Jejak Kesultanan Pelalawan Membangun Peradaban Islam Di Riau

Jejak Kesultanan Pelalawan Membangun Peradaban Islam Di Riau

24 Oktober 2019
Kesultanan Pelalawan (Foto: Istimewa/internet)

Kesultanan Pelalawan (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Sejak abad ke-14 Masehi, kerajaan-kerajaan pra-Islam bermunculan di Nusantara. Salah satunya Kesultanan Pelalawan yang terletak di Riau.


Kerajaan pertama lahir di wilayah ini adalah Pekantua. Karena ditaklukan oleh Kesultanan Malaka pada abad ke-15, kerajaan Hindu ini kemudian diislamkan dan berubah menjadi Kerajaan Pekantua Kampar yang dipimpin Raja pertama mereka Sultan Munawar Syah, dikutip dari Gustama, Faisal Ardi. 2017. Buku Babon Kerajaan-Kerajaan di Nusantara. Yogyakarta : Brilliant Book dari kumparan.com, Kamis, 24 Agustus 2019.

Tak berapa lama akibat Kesultanan Malaka ditaklukan oleh Portugis pada 1511, Kerajaan Pekantua Kampar memisahkan diri dan mengganti namanya menjadi Kerajaan Tanjung Negeri.

Perubahan nama itu dilakukan ketika pusat pemerintahan dipindahkan pada masa pemerintahan Maharaja Lela Utama (1675-1686). Setelah berganti nama Kerajaan Tanjung Negeri ditaklukan lagi oleh Kesultanan Johor dan harus tunduk dan patuh pada perintah.

Akibat kekalahan ini mereka berpindah ke tepian Sungai Rasau yang merupakan salah satu anak Sungai Kampar bermuara di Selat Malaka. Lantaran Kesultanan Johor mengalami permasalahan internal, Kesultanan Pelalawan kemudian memerdekakan diri.

Sayangnya, sebelum sempat melepaskan diri, kerajaan ini malah terlibat konflik dengan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang mengklaim sebagai pewaris Kesultanan Johor.

Sehingga memerintahkan Kesultanan Pelalawan untuk tunduk pada kekuasaannya. Keinginan Kesultanan Siak itu ditolak oleh Sultan Pelalawan, Maharaja Lela II, sehingga menimbulkan perang di antara kedua kerajaan itu.

Namun sayang karena mendapatkan dukungan dari Belanda, Kesultanan Siak Sri Indrapura berhasil menjatuhkan satu persatu pasukan Kesultanan Pelalawan hingga menyerah.

Serangan itu dikenal pada tahun 1810 dipimpin oleh Syarif Abdurrahman Fakhruddin dilakukan melalui dua arah, yakni jalur darat dari arah hulu Sungai Rasau, dan jalur dari muara Sungai Kampar.

Hingga akhirnya, Kesultanan Pelalawan kemudian berada di bawah kekuasaan Kesultanan Siak Sri Indrapura dengan pemimpin barunya Sultan Syarif Abdurrahman Fakhruddin.