Dinkes Pekanbaru Buka Kronologi Pasien Asal Rumbai yang Bermasalah Saat Pengisian Data Corona

Dinkes Pekanbaru Buka Kronologi Pasien Asal Rumbai yang Bermasalah Saat Pengisian Data Corona

22 Oktober 2020
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy. Foto: Surya/Riau1.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru membuka kronologi pasien yang bermasalah pada pengisi data corona. Pasalnya, pasien memiliki nama yang nyaris mirip dengan adiknya yang positif corona dan tinggal satu rumah

Sekretaris Dinkes Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy, Kamis (22/10/2020), menceritakan kronologi pasien yang dianggap positif corona itu. Bermula pada 5 September, Wisyamsiwarli (adik kandung Lisyamsiwarti) datang ke Puskesmas Karya Wanita (Kecamatan Rumbai Pesisir) melakukan pemeriksaan swab test. Saat swab test tersebut, data Lisamsiwarli diisi petugas sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP).

"Artinya, umur, alamat, dan jenis kelamin sesuai dengan Wisyamsiwarli. Hanya saja, saat penulisan nama karena tidak jelas. Jadi tertulis Wisyamsiwarti," 

Data yang dicatat oleh petugas di Puskesmas Karya Wanita dikirim ke laboratorium biomolekuler. Hasil swab test Lisamsiwarli positif corona. 

"Dalam rilisnya, kami tidak ada menyebutkan nama lengkap namun inisial W," sebut Dokter Bob.

Sementara itu, kakak Wisyamsiwarli yang bernama Lisamsiwarti berobat ke Rumah Sakit Islam Ibnu Sina untuk berobat pada 21 September. Ia dilayani seperti pasien biasa atau non Covid. 

Tapi pada 26 September, kondisinya memburuk usai cuci darah. Pasien mengalami demam, batuk, dan sesak. 

"Makanya, dokter melakukan rontgen thorax (bagian dada). Hasil rontgen, ada gejala phenuemoni (bagian dari Covid-19)," jelas Dokter Bob, sapaan akrabnya.

Dari hasil rontgen itu, pihak rumah sakit melakukan swab test. Swab kedua dilakukan pada 27 September.

Pada 28 September, kondisi pasien kembali memburuk. Pada 28 September pukul 23.15 WIB, pasien meninggal dunia.

"Hasil swab test pertama dan kedua belum keluar saat itu. Pihak keluarga meminta pihak rumah sakit agar anggota keluarganya dikuburkan di tempat pemakaman yang biasa," ungkap Dokter Bob.

Namun, Wisyamsiwarti ada riwayat kontak dengan adiknya, Lisamsiwarli. Apalagi, Wisyamsiwarti juga ada gejala pneumonia (radang paru-paru).

"Berdasarkan hal tersebut, pihak rumah sakit memutuskan penguburan jenazah sesuai protokol Covid-19. Pasien dianggap positif corona," kata Dokter Bob lagi.

Akhirnya, Wisyamsiwarti dikuburkan di pemakaman khusus Covid-19 yaitu TPU Tengku Mahmud di Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai. Pihak keluarga tidak mau orang tuanya dikuburkan di sana. 

"Pihak keluarga juga tidak mau membuat surat pernyataan. Makanya, pihak rumah sakit memakamkan jenazah Wisyamsiwarti sesuai protokol Covid-19," pungkas Dokter Bob.