Annas Maamun Dikabarkan Bebas Dari Lapas Suka Miskin Bandung

Annas Maamun Dikabarkan Bebas Dari Lapas Suka Miskin Bandung

23 September 2020
Mantan Gubri Anaas Maamun di lapas Suka Miskin bandung/net

Mantan Gubri Anaas Maamun di lapas Suka Miskin bandung/net

RIAU1.COM -PEKANBARU – Mantan orang nomor satu di Provinsi Riau, Annas Maamun dikabarkan sudah mengirup udara bebas. Setelah menjalani 6 tahun hukuman dari 7 tahun vonis majelis hakim Tipikor. Bebasnya Annas Maamun satu tahun lebih cepat itu terkait disetujuinya grasi Nomor 23/G Tahun 2019 pada Oktober tahun lalu oleh Presiden Joko Widodo.

Mantan Bupati Rokan Hilir dan Gubernur Riau ini kelahiran 17 April 1940 itu sebelumnya terbelit kasus hukum kasus korupsi dan sempat terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) dari Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) bersama Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Riau Gulat Medali Emas Manurung di Cibubur pada 2014 silam.

Menantu Annas Maamun, yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Dwi Agus Sumarno saat dikonfirmasi mengaku sudah mendengar prihal bebasnya mertuanya tersebut. Namun, secara resmi, Dwi menyatakan belum menerima surat resmi pemberitahuan dari Lembaga Pemasyarakatan Suka Miskin, Bandung.

Meski begitu, keluarga besar Annas Maamun yang juga mantan Bupati Rokan Hilir ini masih menunggu di Pekanbaru termasuk istrinya Latifah Hanum.“Kami belum mendapatkan surat resmi dari Suka Miskin (Lembaga Pemasyarakatan). Kami sekeluarga, ibu (istri Annas) masih Pekanbaru,” kata Dwi, Selasa (22/9/20).

Meski begitu menurut Dwi, jika benar kabar bebasnya mantan Gubri tersebut dan sudah mendapatkan pemberitahuan resmi dari Lembaga Pemasyarakatan Suka Miskin. Kemungkinan istri Annas atau salah satu keluarga besar akan langsung menjemput.“Oya, tentu dijemputlah kalau memang sudah keluar (bebas),” ungkap Dwi.

Meski begitu, apakah langsung dibawa ke Pekanbaru, mengingat keluarga Annas Maamun yang sebelumnya sempat bermukim di Cibubur, Jawa Barat sudah tinggal di Pekanbaru. “Kita lihat dulu, beliau (Annas) itukan kurang sehat. Kalau memang diperlukan perawatan tentu harus tidak mungkin langsung ke Pekanbaru,” ujar Dwi.(suryakepri)