Pengelola Minta Waktu Pasang Blower, Pemko Pekanbaru Tunggu Kesiapan STC Hingga Pekan Depan

Pengelola Minta Waktu Pasang Blower, Pemko Pekanbaru Tunggu Kesiapan STC Hingga Pekan Depan

12 Februari 2020
Ruangan Sukaramai Trade Center yang dilengkapi eskalator seperti mal lain di Pekanbaru. Foto: Riau1.

Ruangan Sukaramai Trade Center yang dilengkapi eskalator seperti mal lain di Pekanbaru. Foto: Riau1.

RIAU1.COM -PT Makmur Papan Permata (MPP), pengelola Sukaramai Trade Center (STC), meminta waktu untuk pemasangan blower (pembuang udara di ruangan). Atas permintaan pengelola itu, maka Pemko Pekanbaru memberi batas waktu hingga 21 Februari 2020.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru El Syabrina, Rabu (12/2/20202), mengatakan, ia bersama tim percepatan pembangunan STC sudah mempertimbangkan semua hal. Tim juga menjalin komitmen dengan PT MPP. 

"Yang penting bagi saya adalah tiga hal yang progresnya masih lamban yaitu sirkulasi udara, arus orang lalu lalang, dan parkir," ujarnya.

Mengenai sirkulasi udara, PT MPP meminta waktu pemasangan blower. Pasalnya, blower yang dipesan masih dalam perjalanan.

"Jadi mereka butuh waktu seminggu. Nanti kita lihat lagi. Kami akan lihat progres pembangunan STC sebelum 21 Februari," sebut El Syabrina.

Mengenai arus lalu lalang orang, PT MPP hanya membuat gerbang yang menghadap Jalan Jenderal Sudirman. Seharusnya, PT MPP membuat akses jalan di samping kanan, kiri, dan belakang bangunan STC. 

"Bagaimana caranya mengatur, terserah mereka," ucap El Syabrina.

Kemudian lahan parkir. Kawasan parkir sebelah kiri di arah Jalan Jenderal Sudirman harus diselesaikan.

"Kami menuntut sebelum memasuki bulan Ramadan sudah harus dibangun kawasan parkir. Karena, Ramadan adalah momen para pedagang untuk meningkatkan omzet," sebut El Syabrina.

Kalau tempatnya nyaman, maka para pedagang juga akan nyaman. Masyarakat yang datang juga merasa nyaman.

"Dengan kondisi sekarang, apakah mungkin (nyaman)?" tanya El Syabrina.

Mengenai pedagang korban kebakaran 2015 yang tidak mau pindah dari tempat penampungan sementara (TPS), hal itu dinilai ada kesan keegoisan. Saat ini, pedagang yang berjualan di pinggir jalan sangat diuntungkan. 

"Mereka (pedagang yang kiosnya di pinggir jalan) tak memikirkan pedagang lain yang berjualan di bagian tengah dan belakang. Itu terlalu egois," ungkap El Syabrina.

Para pedagang yang ingin menunda-nunda untuk pindah ke STC dinilai egois. Para pedagang ini hanya memikirkan keuntungan sendiri  tanpa memikirkan teman-teman pedagang yang lain.