5 Orang Meninggal Akibat DBD Sejak Awal Tahun di Pekanbaru

5 Orang Meninggal Akibat DBD Sejak Awal Tahun di Pekanbaru

14 November 2019
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Muhammad Amin. Foto: Surya/Riau1.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Muhammad Amin. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Sebanyak lima orang meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal tahun hingga kini. Mereka yang meninggal ini karena terlambat mendapat penanganan medis.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Muhammad Amin, Kamis (14/11/2019), mengatakan, warga yang meninggal akibat DBD sebanyak 5 orang pada tahun ini. Sedangkan penderita DBD yang terdata sebanyak 365 orang.

"Satu orang yang meninggal terakhir akibat DBD yaitu di Kecamatan Rumbai Pesisir tepatnya di Gang Sekolah II kemarin. Hasil peninjauan di lapangan, lingkungan tempat tinggalnya banyak air tergenang di parit," ujarnya.

Makanya, Dinkes akan bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). Sehingga nanti, penanganan DBD bisa dilakukan secaa terpadu.

"Saya sudah perintahkan bawahan untuk membentuk tim baru dalam penanganan DBD yang melibatkan seluruh instansi terkait," ucap Amin.

Di samping pembentukan tim terpadu, Dinkes juga mengoptimalkan penanganan DBD di puskesmas. Sebenarnya, penderita DBD di Pekanbaru menurun dari tahun-tahun sebelumnya. 

"Pada 2018, penderita DBD yang meninggal mencapai 10 orang. Penderita yang mendapat perawatan mencapai 600 orang lebih," ungkap Amin.

Loading...

Para penderita DBD yang meninggal kemungkinan terlambat dibawa ke sarana kesehatan. Karena, penderita hanya mengalami demam biasa pada gejala awalnya.

"Padahal, si penderita harus menjalani uji darah. Jika tak diperiksakan, risikonya bisa fatal," jelas Amin.

Makanya, masyarakat diimbau agar memeriksakan kondisinya saat demam ke puskesmas terdekat. Perlu diketahui, puskesmas yang tersebar di Pekanbaru telah memiliki laboratorium untuk cek darah.

"Kalau ada trombosit pasien yang turun, kami cepat melakukan tindakan," katanya lagi.