Kabut Asap, Rumah Singgah MPP Pekanbaru Berikan Obat Simtomatis dan Oksigen ke Penderita ISPA

Kabut Asap, Rumah Singgah MPP Pekanbaru Berikan Obat Simtomatis dan Oksigen ke Penderita ISPA

18 September 2019
Salah seorang dokter jaga Rumah Singgah MPP Pekanbaru Rispayati saat memeriksa kesehatan salah seorang pasien ISPA, Rabu (18/9/2019). Foto: Surya/Riau1.

Salah seorang dokter jaga Rumah Singgah MPP Pekanbaru Rispayati saat memeriksa kesehatan salah seorang pasien ISPA, Rabu (18/9/2019). Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terus berdatangan ke Rumah Singgah Dampak Kabut Asap di Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru sejak dibuka Senin (16/9/2019) lalu. Penderita ISPA diberikan obat simtomatis dan oksigen.

Obat simtomatis adalah obat untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit. Gejala suatu penyakit itu berupa pusing, mual, mulas, lemas, dan lainnya.

Dokter Jaga Rumah Singgah MPP Pekanbaru dari Rumah Sakit Ibnu Sina Rispayati, Rabu (18/9/2019), mengatakan, pasien yang mengalami ISPA terdata lebih dari 50 orang sejak Rumah Singgah ini dibuka sejak Senin. Pelayanan rumah singgah dibuka hingga malam hari.

Para pasien yang datang untuk memeriksakan kesehatannya akibat ISPA pada hari Senin sebanyak 21 orang. Kemudian, pasien ISPA sebanyak 26 orang pada hari Selasa.

Ciri-ciri ISPA seperti batuk berdahak disertai sesak nafas dan pusing. Pemberian obat-obatan kepada penderita ISPA tergantung hasil pemeriksaan.

"Tapi biasanya, kami memberikan obat simtomatis. Obat ini yang paling utama diberikan kepada penderita ISPA," jelas Dokter Rispayati.

Pasien ISPA juga diberikan obat batuk. Jika ada demam, pasien ISPA diberikan obat demam.

"Kadang kami juga memberikan obat untuk menstabilkan paru-paru. Tapi, pasien yang datang ke sini paling banyak mengeluhkan batuk," ungkap Dokter Rispayati.

Dari sekian banyak pasien ISPA yang datang sejak Senin, hanya ada satu orang yang diberikan bantuan oksigen. Karena, pasien ini mengeluh sesak nafas. 

"Keluhan lain tidak ada. Paru-parunya bersih. Kami hanya memberikan oksigen antar 10 hingga 15 menit. Kemudian, kami evaluasi lagi," sebut Dokter Rispayati.