Kabut Asap Makin Tebal Saat Salat Idul Adha di Pekanbaru, Wali Kota Mulai Pertimbangkan Liburkan Sekolah

Kabut Asap Makin Tebal Saat Salat Idul Adha di Pekanbaru, Wali Kota Mulai Pertimbangkan Liburkan Sekolah

11 Agustus 2019
Wali Kota Pekanbaru Firdaus. Foto: Istimewa.

Wali Kota Pekanbaru Firdaus. Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Kabut asap makin tebal saat pelaksanaan Hari Raya Idul Adha di Pekanbaru, Riau, Minggu (11/8/2019) pagi. Melihat kondisi ini, aktivitas belajar mengajar di sekolah diliburkan bila kabut asap makin parah.

Wali Kota Pekanbaru Firdaus usai salat hari raya Idul Adha di halaman kantornya di Jalan Jenderal Sudirman, Minggu, mengatakan, kabut asap pada hari raya ini sedikit lebih tebal dari hari-hari yang lalu. Walaupun dalam pantauan alat pengukur udara, kabut asap ini masih di dalam batas toleransi.

"Tetapi, (kabut asap ini) sudah menjadi perhatian kita. Bila naik lagi, ini masuk ke dalam kelompok yang mestinya mengambil tindakan (meliburkan sekolah) pada anak-anak khususnya," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemko Pekanbaru bersikeras tidak meliburkan sekolah meski sudah lebih sepekan dilanda kabut asap. Pertimbangannya, alat indikator menyatakan kualitas udara masih di bawah ambang batas.

"Yang beredar di media sosial tentang kualitas udara (di Pekanbaru itu) bukan angka sebenarnya. Dari pantauan alat yang kami miliki, semua indikator partikel di udara itu masih di bawah ambang batas. Artinya, belum perlu tindakan untuk anak-anak usia sekolah diliburkan," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Jumat (9/8/2019).

Kabut asap yang melanda Riau, termasuk Pekanbaru, dibahas Presiden Joko Widodo dalam rapat kerja pada 7 Agustus lalu. Perintah presiden sangat tegas kepada kepala daerah, TNI, dan Polri bahwa pencegahan itu harus berkelanjutan. 

"Cuaca juga cukup ekstrem tahun ini. Sudah enam provinsi yang sudah dinyatakan darurat asap," ungkap Firdaus.

Enam provinsi ini yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Berarti, tiga provinsi di pulau Sumatera dan tiga provinsi di pulau Kalimantan.

"Kita terlena selepas 2015. Di tahun itu, kita berperang dengan asap. Kota kita ini hilang di peta. Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru ditutup dua bulan," ucap Firdaus.

Sementara itu, penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) meningkat di Pekanbaru sejak pekan lalu. Tingginya penderita ISPA diakibatkan kabut asap kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Riau.

"Untuk di Pekanbaru, ISPA tidak hanya terjadi di kondisi asap seperti ini. Hanya saja saat kabut asap ini, angkanya naik," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Jumat (9/8/2019).

Makanya, warga Pekanbaru diimbau menjaga lingkungan. Pasalnya, penyakit ISPA muncul bukan karena asap saja. 

"Tapi, penderita penyakit ini ada sepanjang tahun. Data ini hasil kunjungan pasien di seluruh puskesmas," tegas Firdaus.

Sekali lagi, penyakit ISPA muncul akibat dampak lingkungan. Karena itu, warga Pekanbaru diminta mencintai lingkungan. 

"Mari sama-sama kita jaga dan pelihara menjadikan lingkungan yang berkualitas sehingga menjadikan tingkat kesehatan yang baik ke masyarakat," ajak Firdaus.