Buku, Harta Karun Peninggalan Soekarno Setelah Angkat Kaki Dari Istana Negara

Buku, Harta Karun Peninggalan Soekarno Setelah Angkat Kaki Dari Istana Negara

26 November 2020
Bung Karno membaca buku (Foto: Istimewa/internet)

Bung Karno membaca buku (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Bapak pendiri bangsa, Soekarno begitu menggemari aktifitas membaca.

Dari literatur yang ada, sejak bersekolah di Hogere Burger School Surabaya dan mondok di rumah HOS Tjokroaminoto, Soekarno mulai banyak membaca dikutip dari historia.id, Kamis, 26 November 2020.

Buku-buku koleksinya kebanyakan terkait pemikiran-pemikiran besar dunia. Saking banyaknya,  bukunya bahkan memenuhi kamar dan hanya menyisakan sedikit tempat untuk tidur.

Meski bertumpuk-tumpuk, Bung Karno saat itu sudah memberi nomor pada bukunya sehingga ia akan mengetahui jika ada yang berkurang atau berubah tempat.

Setelah Indonesia merdeka, Bung Karno membawa sendiri serta menata langsung buku-bukunya di Istana Negara. Ia juga hafal di mana sebuah buku ia letakkan.

Padahal, ada 20 ribu buku dikoleksi Bung Karno di Istana Negara saat itu. Artinya, Bung Karno memiliki ingatan visual yang kuat terutama pada buku-buku koleksinya.

Saking cintanya kepada koleksi bukunya, anak-anaknya bahkan tak diizinkan untuk membaca langsung. Melainkan harus mendapatkan izin dan dia sendiri yang akan memberitahukan letak dan posisi buku tersebut.

Loading...

Setelah peristiwa G30S, Soekarno tak lagi punya kendali penuh atas politik dan negaranya. Politik keseimbangan yang ia mainkan sejak 1960 runtuh. Jenderal Soeharto perlahan-lahan mengambil alih panggung dan menyisihkan Soekarno dikutip dari tirto.id.

Dilanjutkan dengan menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966. Keesokan harinya, Soeharto membubarkan PKI dan pada 18 Maret menangkap 15 menteri loyalis Soekarno.

Lalu pada 27 Maret, Soekarno dengan sangat terpaksa mengumumkan kabinet baru bentukan Soeharto. Setelah segala kewenangannya dipereteli, Soekarno diperlakukan tak lebih sebagai tukang teken dokumen hingga akhirnya angkat kaki dari Istana Negara.

Kini, buku-buku milik Soekarno itu diinventarisir dan ditata kembali oleh Museum Kepresidenan Balai Kirti, Bogor. Ada sekitar 700 buku yang sudah terdata.