Ketika Pekerjaan Tukan Kayu Bakar 'Dihabisi' Tukang Minyak Tanah

Ketika Pekerjaan Tukan Kayu Bakar 'Dihabisi' Tukang Minyak Tanah

9 November 2020
Pedagang minyak tanah (Foto: Istimewa/internet)

Pedagang minyak tanah (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Memasuki tahun 1950an, kerasnya mencari pekerjaan sektor perniagaan sudah mulai dirasakan masyarakat ekonomi lemah.

Padahal saat itu hampir seluruh wilayah di Indonesia masih terdiri dari perkampungan.

Kerasnya persaingan kerja terutama dirasakan oleh pedagang kayu bakar keliling atau tukang kayu bakar. Bahan bakar ini dibutuhkan setiap rumah tangga untuk keperluan dapur seperti memasak dan lainnya.

Berjalannya waktu, pekerjaan ini 'disingkirkan' oleh tukang minyak tanah dikutip dari sejarahjakarta.com, Senin, 9 November 2020.

Alasannya karena memasak dengan kayu bakar sudah tidak lagi efisien. Memasak menggunakan kompor minyak tanah lebih praktis dan menjadi tren baru.

Sejalan dengan penggunaan kompor minyak, bermunculan bisnis sektor nonformal lain seperti tukang minyak tanah keliling.

Perpindahaan ini mulai dirasakan ketika masyarakat masih memasak dengan kayu bakar. Orang-orang kampung membeli minyak tanah hanya untuk keperluan penerangan di malam hari atau menghidupkan lampu minyak karena pasokan listrik belum merata.

Seiring perjalanan waktu terjadi pula perubahan cara memasak dari menggunakan kayu bakar berubah menjadi kompor. Membuat kebutuhan minyak menjadi semakin bertambah.

Hal ini menyebabkan bisnis keliling menjual minyak tanah menjadi semakin menjanjikan. Termasuk kehadiran pangkalan minyak tanah, selalu ada di segala tempat.

Memasuki tahun 2000an bisnis ini mulai redup dan ditinggalkan. Pemerintah memutuskan kebijakan untuk mengkonversi bahan bakar minyak tanah dengan gas. Alasannya gas lebih bersih dan lebih modern dari pada minyak tanah.