Sejarah 28 September: Perjalanan Panjang Jalur Kereta Api di Indonesia

Sejarah 28 September: Perjalanan Panjang Jalur Kereta Api di Indonesia

28 September 2020
Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Aksi perebutan untuk menguasai jalur kereta api mencapai puncaknya. Tepat hari ini tahun 1945 Indonesia berhasil mengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api di Bandung sekaligus menjadi peringatan Hari Kereta Api Indonesia dan berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).

Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pembuatan jalur pertama kereta api antara Semarang-Vorstenlanden atau kini disebut Solo-Yogyakarta dikutip dari kai.id, Senin, 28 September 2020.

Peristiwa itu terjadi di Desa Kemijen dilakukan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele pada 1864.

Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM).

Diikuti pembangunan jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. 

Sejak saat itu, jalur diperbanyak hingga ke Aceh pada 1876, Sumatera Utara pada 1889, Sumatera Barat pada 1891, Sumatera Selatan pada 1914, dan Sulawesi pada 1922. 

Khusus untuk Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap pembangunan. 

Loading...

Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.

Ketika Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tahun 1942, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku atau Dinas Kereta Api. 

Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang. Dibuktikan dengan pembangunan lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka.

Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, baru dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. 

Puncaknya pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api di Bandung pada hari ini tahun 1945.