Perjalanan Ragam Bahasa Alkitab di Nusantara

Perjalanan Ragam Bahasa Alkitab di Nusantara

5 Juni 2020
Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Permintaan Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno melalui surat yang ditujukan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate untuk menghapus aplikasi Injil berbahasa Minang telah dilayangkan.

Alasannya bukan bermaksud membedakan agama, tapi lebih kepada pendekatan budaya masyarakat Sumbar. 

Tahukah bahwa di tahun 1600 untuk kali pertama Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa non-Eropa dinukil dari historia.id, Jumat, 5 Juni 2020.

Untuk cetakan aslinya, selain di Jerman, juga tersimpan di British Museum di London, Inggris. Terjemahaan ini dibuat oleh seorang pedagang Belanda yang tengah berlayar ke Nusantara bernama Ruyl.

Loading...

Dia menerjemahkan Injil Matius dalam dua bahasa, Belanda dan Melayu. Aksinya kemudian diikuti oleh Mechior Leijdecker, pendeta jemaat berbahasa Melayu di Batavia pada 1691.

Lantaran meninggal dunia, proyek penterjemahannya dilanjutkan oleh penggantinya, P. van der Vorm diterbitkan pada 1733.

Terjemahan Leijdecker ini dipakai selama bertahun-tahun, direvisi dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa daerah.

Barulah puncak penterjemahan Alkitab terjadi pada abad ke-19 yang berhasil mencetak beberapa ragam bahasa seperti Jawa, Sunda, Bugis hingga Batak Toba.