Bayi yang Belum Lahir Ini Akhirnya Meninggal Setelah Ambulans Terjebak Dalam Kemacetan Lalu Lintas di NTT

Bayi yang Belum Lahir Ini Akhirnya Meninggal Setelah Ambulans Terjebak Dalam Kemacetan Lalu Lintas di NTT

26 Mei 2020
Bayi yang Belum Lahir Ini Akhirnya Meninggal Setelah Ambulans Terjebak Dalam Kemacetan Lalu Lintas di NTT

Bayi yang Belum Lahir Ini Akhirnya Meninggal Setelah Ambulans Terjebak Dalam Kemacetan Lalu Lintas di NTT

RIAU1.COM -  Seorang bayi yang belum lahir meninggal di Nusa Tenggara Timur setelah ambulans yang membawa ibu bayi itu terjebak dalam kemacetan di mana penghalang jalan telah ditempatkan di perbatasan antara Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka.

Yohanes Diaz, ayah bayi itu, mengatakan ambulans macet sekitar satu jam pada hari Sabtu, di mana sang ibu mulai mengalami pendarahan.

"[Setelah menunggu satu jam], dua bidan yang bersama kami keluar dari ambulans untuk meminta izin agar kami bisa lewat dan kami akhirnya diizinkan," katanya seperti dikutip tribunnews.com, Senin.

Ambulans kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Dr. TC Hillers di Kabupaten Sikka, sekitar 73 kilometer dari perbatasan. Namun, bayinya tidak selamat.

zxc1

"Jika kita tidak terjebak di perbatasan, bayi kamiakan tetap hidup. Bayi kami meninggal di ruang gawat darurat, ”kata Yohannes, menambahkan bahwa istrinya sehat dan masih dirawat di rumah sakit setelah operasi.

Dia mengatakan ambulans tidak boleh diblokir saat membawa pasien. “Saya sudah menerima kematian bayi saya. Mungkin ini adalah rencana Tuhan untuk kita, ”lanjutnya.

Istri Yohannes awalnya dirawat di Rumah Sakit Umum Larantuka di Kabupaten Flores Timur tetapi dirujuk ke TC Hillers karena peralatan medis yang tidak memadai.

Sekretaris badan transportasi Ferdinandus Lepe di desa Hikong, Kabupaten Sikka mengatakan, penghalang jalan dibangun setelah berdalih.

Loading...

Pemerintah desa memblokir jalan pada hari Sabtu setelah petugas gugus tugas COVID-19 Flores Timur melarang orang memasuki desa Boru, yang terletak di sisi lain perbatasan.

Ferdinandus mengatakan ambulans diizinkan lewat setelah bidan melaporkan situasinya kepada petugas. “[Setelah diberitahu tentang situasinya], saya memerintahkan kepala desa Hikong dan penduduk untuk segera membongkar blokir jalan sehingga ambulans bisa lewat,” katanya.

Dia menambahkan bahwa penghalang jalan telah dibongkar secara permanen sejak Sabtu malam setelah pertemuan antara Flores Timur dan bupati Sikka.

Kepala desa Hikong, Agustinus, membantah ambulans macet dalam kemacetan selama sekitar satu jam. “Ambulans berada di ujung kemacetan sehingga seharusnya hanya perlu sekitar 15 menit untuk melewati. Ambulans hanya macet selama 15 menit, ”kata Agustinus kepada kompas.tv, Senin.

Menurut data Kementerian Kesehatan, Nusa Tenggara Timur telah mencatat 82 COVID-19 kasus positif pada hari Senin, dengan satu kematian dan enam pemulihan.