Nasib KRI Irian, Kapal 'Garang' Yang Tak Bisa Apa-Apa

Nasib KRI Irian, Kapal 'Garang' Yang Tak Bisa Apa-Apa

17 Januari 2020
Ilustrasi [Foto: Istimewa/internet]

Ilustrasi [Foto: Istimewa/internet]

RIAU1.COM - Era Presiden Soekarno, Indonesia pernah memiliki armada laut bernama KRI Irian yang dibeli dari Rusia tahun 1962 untuk persiapan Tri Komando Rakyat (Trikora) merebut Irian Barat.

Saking hebatnya, kapal tersebut dianggap tercanggih di Asia dan belahan bumi bagian selatan dinukil dari merdeka.com, Jumat, 17 Januari 2020.

Sebelum bernama KRI Irian, kapal ini bernama Ordzhonikidze atau Object 055. Sebuah kapal penjelajah kelas Sverdlov (Project 68-bis).

Kapal dilengkapi 10 tabung torpedo antikapal selam kaliber 533 mm. 12 Kanon tipe 57 cal. B-38 kaliber 15.2 cm (6 di depan, 6 di belakang). 12 Buah kanon ganda tipe 56 cal. Model 1934 6 (twin) SM-5-1 kaliber 10 cm. 

Lalu 32 buah kanon multi fungsi kaliber 3,7 cm dan 4 buah triple gun Mk5-bis kaliber 20 mm (untuk keperluan antiserangan udara).

Namun malah berakhir menjadi 'besi rongsokan' dan tanpa pernah sekalipun berhadapan dengan kapal musuh di akhir konfrontasi dengan Belanda.

Versi pertama dari KSAL Laksamana Sudomo, nasib kapal ini dibawa ke Taiwan lalu dihancurkan menjadi besi tua.

Versi wartawan senior Hendro Subroto, kapal perang ini dijual di Jepang setelah persenjataannya dipreteli.

Sementara versi terakhir saat akan dibesituakan, KRI Irian dicegat oleh sejumlah kapal dari Uni Soviet lalu diambil alih oleh Soviet karena tidak ingin rahasia kapal penjelajah miliknya jatuh ke tangan Blok Barat.