Ini Cerita Kesaksian Sopir Bajaj Soal Ledakan Bom Monas yang Mencekam

Ini Cerita Kesaksian Sopir Bajaj Soal Ledakan Bom Monas yang Mencekam

3 Desember 2019
Petugas mengamankan lokasi bom Monas Jakarta, Selasa.

Petugas mengamankan lokasi bom Monas Jakarta, Selasa.

RIAU1.COM - Ledakan bom di Monas Jakarta cukup mencemaskan. 

Ledakan bom pada Selasa (3/12) pagi menjadi momen tak terlupakan bagi Anto - bukan nama sebenarnya. Sopir bajaj ini  mencari nafkah dengan lalu lalang di Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

 

Sekitar pukul 06.00 WIB, pria 52 tahun itu sudah tancap gas mengendarai bajaj untuk mencari nafkah.

 Tepat pukul 06.45 ia mangkal di depan Kantor Mahkamah Agung (MA) RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Anto baru saja turun dari bajajnya untuk membeli kopi. 

Sekitar pukul 07.05 WIB, dia dikagetkan oleh suara ledakan yang terdengar sangat keras dari dalam area Monumen Nasional (Monas). 

Awalnya, ia mengira meledak keras itu  dari ban mobil yang meledak.


"Lagi ngetem biasa, lalu ada ledakan kenceng banget. Tapi enggak ada getarannya. Cuma ledakan ini kenceng . Saya kaget. Saya kira dari ban mobil, "kata Anto kepada CNNIndonesia.com di kawasan Medan Merdeka Utara, Jakarta.
 

Akan tetapi, perasaannya soal ban mobil yang meletus itu tak terbukti. 

Ternyata, banyak petugas yang berjaga Pos pengamanan Kementerian Dalam Negeri dan pribadi TNI yang berjaga di Pos Mabes TNI AD di sekitar lokasi ledakan ikut berhamburan ke arah lokasi ledakan.

"Itu polisi-polisi yang jaga di depan Kemendagri pada lari ke sana juga semua, saya ikut," kata dia.

Saat tiba di lokasi kejadian, ia dikejutkan oleh satu korban ledakan tergeletak dengan kondisi sangat mengenaskan.

Kala itu, Anto melihat sudah banyak orang yang berada di dalam Monas yang sedang berolahraga berada di dekat korban ledakan tersebut. Ia mengetahui mengapa korban ledakan itu berasal dari TNI.
 

Sudah dimulai dari bom. Sebab, salah satu korban tersebut terluka parah seperti luka bakar.

"Itu badan sebelah kanannya gosong, tangan sebelah kanan putus. Korban itu pakai celana pendek hitam dan kaos hitam pakai sepatu olah raga, mungkin bom kali," katanya.

Tak lama kemudian, ia lantas melihat mobil ambulan diluncurkan dari dalam Markas Besar TNI AD yang tepat di seberang lokasi kejadian untuk menolong korban ledakan itu. 

Korban ledakan itu langsung dievakuasi menuju rumah sakit terdekat.

"Jadi korbannya sudah geletak itu. Intinya langsung evakuasi," ujar dia.

Tak hanya Anto yang menjadi saksi mata, Amin (30) pedagang gorengan di samping Mahkamah Agung ikut menjadi saksi atas ledakan itu.

Amin bercerita tentang ledakan yang terjadi saat tiba di lokasi Jalan Veteran II atau sekitar 300 meter dari lokasi ledakan.

Ia mengatakan ledakan itu terdengar sangat cukup keras. Padahal, lokasi ledakan cukup jauh dari tempat berdagang.

"Kaget, keras sekali suaranya. Terdengar sampai sini," kata dia.
 

Sementara itu, kesaksian lainnya datang dari petugas kebersihan Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Maryati.

 Maryati sendiri sudah melakukan pekerjaannya di sekitar Jalan Medan Merdeka Utara sejak pukul 06.30 WIB pagi.

Sekitar pukul 07.05 WIB, ia lantas mendengar suara dentuman yang sangat keras dari Arah di kawasan Monas. 

Saat ledakan terjadi, Maryati spontan melakukan istighfar agar tak terjadi peristiwa buruk bagi dirinya.

"Tahu-tahu ada ledakan, satu kali aja ledakannya. Saya kira ledakan yang biasa di Istana itu. Tahu-tahu kok di Monas. Saya kaget. Kenceng banget suaranya," kata dia.

Sama seperti kesaksian Anto, Maryati langsung melihat mobil ambulans diluncurkan ke kawasan Monas untuk mengevakuasi korban.


Sementara Iwan Ridwan seorang sopir di Mahkamah Agung, usai ledakan yang sengat keras itu, banyak orang berteriak.

"Ada bom ada bom," kata Iwan menirukan ucapan orang-orang saat itu.

Iwan mengaku tak mau melihat korban saat itu. Namun memang susana cukup mencekam saat itu karena masalah bom. 

Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono, segera mengeluarkan granat tersebut.

"Hasil dari sidang lapangan ini secepat mungkin," kata Gatot Eddy Pramono saat konferensi pers di Monas, Selasa (3/12).

 

Sebelum ledakan terjadi, lanjut Eddy, ikutilah personel TNI tengah berolahraga di dalam komplek Monas. Personel TNI yang bermarkas di Medan Merdeka Timur itu, kata Gatot, memang rutin melakukan olahraga pagi di kawasan Monas setiap Selasa.

"Di Monas memang banyak TNI yang olahraga," tutur Gatot dalam konferensi pers di Monas, Selasa (3/11), seperti dilansir CNN Indonesia. 

Kemudian, lanjut Gatot, terjadi ledakan dari granat yang belum diketahui asalnya. Ledakan dari granat ini melukai korban yaitu Sersan Kepala (Serka) Fajar dan Prajurit Kepala (Praka) Gunawan.

R1 Hee.