Masakan Minangkabau Dianggap Tak Sehat, Ini Kata Ahli Gizi

Masakan Minangkabau Dianggap Tak Sehat, Ini Kata Ahli Gizi

15 Agustus 2019
Ilustrasi masakan bersantan (Foto: Istimewa/Internet)

Ilustrasi masakan bersantan (Foto: Istimewa/Internet)

RIAU1.COM - Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Nur Indrawaty Lipoeto menganggap menu makanan Minangkabau yang bersantan adalah makanan sehat untuk dikonsumsi.


Ucapannya itu diungkapkannya setelah melakukan penelitian sejak tahun 1998 tentang manfaat dari makanan bersantan. Dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional.

Pembuktiannya itu karena santan terdiri dari campuran air. Di setiap 100 gram santan terdiri dari 25 persen lemak dan 75 persen air," santan memang mengandung lemak, namun terdiri dari campuran air," sebut Nur dikutip sari republika.co.id, Kamis, 15 Agustus 2019.

Makanan yang bersantai menurutnya lebih sedikit mengandung lemak dibandingkan makanan yang digoreng. Jika orang Minang berhenti mengonsumsi santan dan hanya makanan yang digoreng justru akan lebih berbahaya bagi kesehatan.

Loading...

Selain bersantan, masakan Minang juga terdiri dari bumbu dan rempah-rempah seperti kunyit, jahe, lengkuas, serai, bawang merah, bawang putih, dan dedaunan yang mengandung antioksidan.

Agar lebih menyehatkan, Nur menambahkan masakan bersantan harus dimasak dengan menggunakan api sedang sekitar 87 derajat celcius. Suhu tersebut dapat membuat masakan menjadi sehat karena oksidasi pada lemak lebih sedikit.