HNSI Meranti Salurkan Puluhan Ton Beras untuk Masyarakat Nelayan

HNSI Meranti Salurkan Puluhan Ton Beras untuk Masyarakat Nelayan

17 September 2020
Ketua Hnsi Kab.Kep.Meranti menyerahkan bantuan beras secara simbolis ke kepala Desa Sokop Kec. Rangsang Pesisir.

Ketua Hnsi Kab.Kep.Meranti menyerahkan bantuan beras secara simbolis ke kepala Desa Sokop Kec. Rangsang Pesisir.

RIAU1.COM - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kepulauan Meranti menyalurkan 1 ton beras untuk masyarakat nelayan di Desa Sokop, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kamis (17/9/2020) siang.

Kegiatan tersebut merupakan bentuk dukungan HNSI terhadap program Pemkab Kepulauan Meranti dalam meringankan beban masyarakat nelayan di tengah pandemi Covid-19.

Beras tersebut diserahkan langsung oleh Ketua HNSI Kabupaten Kepulauan Meranti, Rony Samudra. SH beserta Wakil Ketua HNSI Syamsidir Salim, Sekjen HNSI M Qarafi dan pengurus lainnya. 

Kepala Desa Sokop, Irwan mengucapakan terimakasih terhadap HNSI Kabupaten Kepulauan Meranti yang telah memperhatikan nasib nelayan di desanya. 

"Selama ini nelayan di desanya masih minim perhatian dari instansi terkait. Saya berharap, HNSI menjadi wadah keluh kesah para nelayan di Desa Sokop," ujar Irwan. 

Sementara itu,  Ketua HNSI Kabupaten Kepulauan Meranti Rony Samudra SH mengatakan, HNSI mendapat kepercayaan dari Pemkab Kepulauan Meranti untuk menyalurkan beras cadangan yang jumlahnya mencapai puluhan ton. 

"Ada 80 ton beras yang dipercayakan Pemkab Kepulauan Meranti kepada HNSI untuk diserahkan ke masyarakat nelayan. Alhamdulillah Desa Sokop yang pertama yang mendapat bantuan ini," ujar Rony.  

Loading...

Rony menjelaskan, 80 ton beras tersebut akan disalurkan ke sekitar 8 ribu nelayan di Kabupaten Kepulauan Meranti. 

Ia berharap, bantuan yang disalurkan bisa sedikit meringankan beban masyarakat nelayan di tengah pandemi. Selain itu, HNSI juga memberikan santunan kepada nelayan-nelayan yang mendapat musibah. 

Tak hanya nelayan yang mengalami musibah saja, HNSI juga berperan aktif dalam menyelesaikan konflik antar nelayan hingga konflik nelayan dengan pihak lain saat menangkap ikan di laut.

"Enam bulan terbentuk sudah banyak masalah yang dihadapi nelayan kami selesaikan. Selain itu dengan segala kekuatan kita bergerak membantu masyarakat nelayan untuk mendapatkan legalitas," ungkap Rony.