Tokoh Masyarakat Kuansing Desak Bangun Museum Kerajaan Kandis

Tokoh Masyarakat Kuansing Desak Bangun Museum Kerajaan Kandis

20 Juni 2020
Buku peradapan atlantis Nusantara yang didalamnya terdapat sejarah kerajaan Kandis/R24

Buku peradapan atlantis Nusantara yang didalamnya terdapat sejarah kerajaan Kandis/R24

RIAU1.COM -Kuansing - Kerajaan Kandis yang berada di Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Yang diperkirakan berdiri pada abad ke-1 SM, dan bahkan telah banyak yang meneliti dan menulis tentang Kerajaan Kandis tersebut.

Sebenarnya, mengenai Kerajaan Kandis ini, sudah banyak yang meneliti dan menulis dalam sebuah buku sejarah Riau pada tahun 1977, dan di sejarah kebudayaan melayu juga sudah di tulis bukti bukti prasasti di lempeng emas.


Bahkan menurut peradaban nusantara karya Prof. Ahmad Sumanto, sudah islam abad pertama, yang dapat dilihat di buku Peradaban Atlantis Nusantara (Berbagai penemuan spektakuler yang kini meyakinkan keberadaan).

Menurut Tokoh Sejarawan dan Budayawan Riau, Prof. Drs. H. Suwardi MS menyebutkan dirinya pernah membaca paparan tentang kerajaan ini diinsiklopedia. Sayangnya tampak sekali memaksakan opininya yang sangat tidak beralasan. Misalnya kerjaan Kandis diperkirakan berdiri abad ke-1 SM.

Namun di sisi lain penulis mempertalikannya dengan kerajaan Atlantis yang disebutkan Plato dalam Timaeus dan Kritias. Padahal Plato itu hidup 450 SM. Sedangkan Kerajaan Kandis diperkirakan penulis berdiri sekitar abad ke 1 SM. Opini liar penulis membuat penelusuran semakin rumit. "Tapi tak apalah dari pada tidak ada yang perlu digali," Ujarnya.

" Alhamdulillah semoga kandis dapat diteliti lebih dalam, kita dulu kaji sejalan dengan penulisan sejarah Riau, terakhir diajukan pejuang perang manggis 1898--1905 dengan pimpinanya lamtahodi, dibuang Belanda ke Halmahera sampai mangkat disana, cuma belum diteliti sampai ke sana. Namun Kerajaan Kandis sudah ditulis oleh Prof. A. Sumanto dalam buku berjudul Perdaban Melayu Nusantara Atlantis.

Ketika ditanya, apakah perlu ditulis ulang, dirinya menyebutkan memang sangat perlu ditulis ulang lengkap dengan bukti bukti tertulis dan situs purbakala. " Ini nantinya bisa sebagai bahan ajar disekolah, dan sangat perlu dukungan pemda, dan tugaskan Dinas Pendidikan sebagai bahan ajar dalam muatan lokal di sekolah," Tuturnya.

Sehingga upaya upaya yang dilakukan tersebut sangat setuju sekali, yang nantinya diproseslah secara bertahap dengan langkah langkah : Perlu dibentuk Tim Penelitian, Penulisan Sejarah Kerajàn Kandis, dan Penemuan situsnya ini perlu disahkan dengan Keputusan Bupati sebagai Cagar Budaya Kuantan Singingi.

Selanjutnya mengenai Artefak artefak maupun Benda benda Purbakala, harus diselamatkan disuatu museum Kuantan Singingi, dan diputuskan pula Destinasi Wisata, yang diprogramkan pula sosialisasinya yang dikaitkan dengan pacu jalur tentunya. 

Di Kuantan Singingi perlu di Bina Desa Wisata yang juga Desa Wisata Adat seperti Sentajo dan Gunung Toar, di Cerenti sebagai Desa Wisata Pra Sejarah. Ada pula Punden Berundak, Menhir, Dolmen, Candi, Batu dan Istana Penobatan Sultan Indragiri serta Negeri batas adat Patrilinealt dengan Matrilinealt, Perpatih dan Ketemengungan.

Sementara Tokoh Budayawan dan Seniman Nasional Lulusan Institut Kesenian Jakarta, Epi Martison sangat mendukung sekali dan bahkan saat sekarang ini, telah banyak masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, yang tidak mengetahui kalau Kerajaan Kandis telah banyak yang meneliti dan menulis. Oleh karena itu, supaya tidak hilang dan bisa di kenal oleh generasi muda mendatang, maka sangat perlu dibuat Museum Kerajaan Kandis dan Sekolah SMK Seni Budaya di Kuansing. 

" Jadi harus segera dibuat Meseum untuk menyimpan benda benda Purbakala dan bersejarah, maupun artefak-artefak kuno. Semua masyarakat harus di ajak untuk menyerahkan, menjual atau menitipkan barang barang artefak-artefak kuno miliknya di museum Kuansing " MUSEUM KERAJAAN KANDIS, " Tuturnya.

Dirinya sangat berharap kedepannya, agar generasi muda mendatang harus tahu dan mau menelusuri sejarah ini. Semoga ini tidak hanya cerita tetapi menjadi fakta, karena ada tertulis di buku sejarah. " Saya bangga jadi putra kuansing dan semoga generasi kita juga bangga jadi orang kuansing,  jangan jangan kita orang Kuansing ini keturunan Raja raja dulunya," Ujarnya dengan terkekeh kekeh.

Apa lagi, katanya, sudah mulai banyak bukti bukti seperti artefak-artefak dan benda-benda kunonya, seperti tahun 2019 juga di temukan Bukit Piramida di Lubuk Jambi Kecamatan Kuantan Mudik. " Ini juga sangat penting di telusuri, semoga Bukit Piramid ini bisa menguak misteri tentang Kerajaan Kandis, dan untuk itu marilah kita sama-sama mencari nya," Ajaknya.

" Harapan saya ke Bupati - Wabup terpilih nanti, supaya buat Sekolah SMK Seni Budaya atau Perguruan Tinggi Seni Budaya Kuansing, Museum  Kuansing," Harap mantan dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Terbuka Tangerang, dan Universitas Muhammad Thamrin Jakarta. (ndi)