Pemadaman Listrik di Karimun Terjadi Setiap Hari, Ini Alasan PLN

Pemadaman Listrik di Karimun Terjadi Setiap Hari, Ini Alasan PLN

11 Mei 2022
Ilustrasi/Net

Ilustrasi/Net

RIAU1.COM - Pemadaman listrik di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau listrik setiap hari terjadi. Kondisi ini merupakan imbas dari defisit daya sebesar 5 ribu KW yang dialami oleh PLN Tanjung Balai Karimun.

Imbasnya, pemadaman listrik yang tadinya 2 hingga 3 hari sekali, kini menjadi setiap hari.

Hal ini berlaku sejak Selasa (10/5/2022) kemarin. Kerusakan mesin pembangkit di Unit 2 PLTU Tanjung Sebatak menjadi alasan.
 
Sementara itu, beban pemakaian listrik di Tanjung Balai Karimun sekitarnya kini semakin besar pasca libur lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.

Bahkan, Kondisi itu juga diperparah dengan cuaca panas yang melanda Tanjung Balai Karimun beberapa hari belakangan ini.

"Dapat disampaikan bahwa, kondisi kelistrikan Tanjung Balai Karimun saat ini setelah normal pemakaian masyarakat pasca libur dan kondisi cuaca panas menyebabkan beban pemakaian listrik tinggi," kata Manager ULP PLN Tanjung Balai Karimun, Hendrico, Rabu (11/5/2022) seperti dimuat 
Batamnews.

Sehingga, masing-masing pelanggan akan mendapat giliran pemadaman selama 3 jam dalam satu hari.

Pemadakam akan dimulai dalam tiga sesi, pertama sekira pukul 15.00-18.00 WIB, sesi kedua 18.00-21.00 WIB dan sesi ketiga 21.00-00.00 WIB.

"Saat ini kondisi padam 1x 1 hari per pelanggan, kami hanya bisa menggeser waktu yang siang ke sore dan sore ke malam lanjut seperti itu sampai dini hari. Yang mana, pemadaman yang sebelumnya masih bisa dikondisikan 1x 2 hari atau 1x 3 hari sudah tidak bisa kami pertahankan lagi," ujarnya.

Dengan kondisi listrik yang kekurangan berdaya itu, ULP PLN Tanjungbalai Karimun menyampaikan permintaan maaf atas kondisi kelistrikan saat ini.

"Kami benar-benar mohon maaf dengan kondisi yang terjadi saat ini, mohon doanya semoga PLTU dapat segera operasi, mesin tambahan segera datang dan kondisi seperti ini segera berakhir. PLN benar-benar mohon maaf untuk kondisi saat ini, tapi hanya ini yang bisa kami lakukan dalam kondisi pembangkit seperti ini," ucap Hendrico.*