KKN di Desa Pulau Jambu, 14 Mahasiswa UIN Suska Riau Penelitian Basiacoung

KKN di Desa Pulau Jambu, 14 Mahasiswa UIN Suska Riau Penelitian Basiacoung

20 Agustus 2022
Mahasiswa dan mahasiswi KKN UIN Suska Riau foto bersama dengan para Datuok di Desa Pulau Jambu, Kampar. Foto: Istimewa.

Mahasiswa dan mahasiswi KKN UIN Suska Riau foto bersama dengan para Datuok di Desa Pulau Jambu, Kampar. Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau kembali mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pulau Jambu, Kecamatan Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar. KKN ini digelar pada 1-14 Agustus 2022. KKN ini diikuti 9 mahasiswa dan 5 mahasiswi mempelajari Basiacoung (sastra lisan). 

"Melalui observasi yang telah dilakukan selama dua pekan, Basiacuong tengah terancam kelestariannya. Basiacuong adalah kesenian budaya berbentuk sastra lisan yang berisikan sebuah nasihat serta sanjungan," kata Koordinator KKN UIN Suska Riau Desa Pulau Jambu Ari Ananda Yusman, Sabtu (20/8/2022).

Biasanya, Basiacuong ditampilkan untuk acara-acara ada yang bersifat krusial seperti acara pertunangan, pernikahan, penobatan, dan lain sebagainya. 

Basiacuong di Desa Pulau Jambu hanya dikuasai oleh para Datuok (Datuk) berusia lanjut. Dalam upaya pelestarian Basiacuong, mahasiswa-mahasiswi KKN UIN Suska Riau melaksanakan pelatihan dengan tema Regenerasi Basiacuong dalam Rangka Membangun Serta Mengembangkan Minat dan Bakat Masyarakat untuk Mengangkat Adat Istiadat. 

Pelatihan dalam KKN ini dimulai 1-14 Agustus. Pertemuan dengan narasumber atau para Datuk sebanyak empat kali. Setiap pertemuan dimulai pada pukul 20.00 WIB sampai selesai.

"Kami menghadirkan Datuok Kasim dan Datuok Tumoran selaku pemateri Basiacuong serta 12 pemuda setempat sebagai peserta. Tidak hanya mendengarkan materi yang diberikan oleh para Datuok, pemuda juga langsung mempraktikkan karya Basiacuong tersebut," jelas Ari. 

Bukan sekadar menyelesaikan tugas KKN, pelatihan bagi generasi muda ini bertujuan sebagai regenerasi Basiacuong. Agar, tradisi ini terus dilestarikan para pemuda setempat.

"Karena di tangan merekalah nilai-nilai adat ini dapat terus berlanjut. Saya cukup puas dengan antusias warga sekitar khususnya para pemuda yang tekun mempelajari materi yang telah diberikan oleh para Datuok," ucap Ari. 

Pelatihan ini pun berjalan dengan kondusif dan menyenangkan. Karena, para pemuda mempelajari hal-hal baru sekaligus berinteraksi dengan berbagai tingkatan generasi yang pastinya saling memiliki pengalaman dan cerita yang berbeda serta menarik untuk dibicarakan.

 

Program ini juga didukung oleh warga sekitar terutama oleh Datuok Emon sebagai sponsor. Datuk Emon memberikan banyak masukan untuk teknis pelaksanaan, informasi Datuok yang kompeten untuk menjadi pemateri, dan juga mendukung dalam hal finansial.

“Terima kasih banyak saya ucapkan kepada Datuok Emon, Datuok Kasim, Datuok Tumoran, para pemuda Desa Pulau Jambu dan teman-teman KKN tentunya yang telah membuat pelatihan ini memungkinkan untuk terjadi. Semoga dengan adanya pembelajaran tentang Basiacuong ini, pemuda dan masyarakat bisa melestarikan budaya dan adat lokal," tutur Ari. 

Diharapkan, pelatihan ini dapat melahirkan generasi-generasi baru penutur Basiacuong ini. Pelatihan Basiacoung dapat dilanjutkan walaupun mahasiswa dan mahasiswi UIN Suska sudah tidak melangsungkan KKN di Desa Pulau Jambu lagi. 

"Tidak hanya melakukan pelatihan, segala informasi terkait Basiacuong dan juga beberapa karya serta dokumentasi pelatihan telah kami unggah dalam sebuah website," jelas Ari.