Desa Koto Masjid Kampar Diharap jadi Inspirasi Kebangkitan Ekonomi

Desa Koto Masjid Kampar Diharap jadi Inspirasi Kebangkitan Ekonomi

13 September 2021
Saat kunjungan Menteri Sandiaga Uno

Saat kunjungan Menteri Sandiaga Uno

RIAU1.COM - Saat kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno di Desa Wisata Koto Masjid yang terletak di kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Ahad (12/9) ia berharap desa tersebut jadi inspirasi bagi desa lain untuk bangkit.

Desa Wisata Koto Mesjid ini lebih dikenal dengan sebutan Kampung Patin. Sebab, kampung itu memiliki budidaya ikan patin yang sudah dikenal. Sehingga desa ini mempunyai moto ‘tiada rumah tanpa kolam'. 

"Hari ini kita melihat bahwa Desa Wisata Koto Masjid sudah menjadi inspirasi, sudah menjadi satu semangat kita semua untuk kebangkitan ekonomi, khususnya ekonomi masyarakat lokal. Desa Wisata Koto Mesjid membuktikan bahwa dengan memanfaatkan potensi kearifan lokal dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi kemajuan suatu desa," kata Sandiaga.

Sandi berharap, kuliner hasil olahan ikan patin di Provinsi Riau ini bisa memperluas pasar dan mengekspor ikan patin agar dapat merajai pasar global. 

"Karena ikan patin Indonesia memiliki kualitas yang baik dan bergizi tinggi, terutama di Provinsi Riau dibandingkan dengan jenis ikan patin di negara lain," ucapnya.

Tak hanya sebagai lauk pauk, ikan patin tersebut kemudian diolah masyarakat desa menjadi berbagai macam produk kuliner dengan cita rasa khas dan unik. 

Seperti kerupuk kulit patin, abon patin, bakso patin, siomay patin, nuget patin, otak-otak patin, cilok patin, ikan asin patin, batagor patin, hingga es dawet patin, serta ada pula keripik batang pisang dan kelapa jelly (dekla).

Tidak hanya itu saja, produk ekonomi kreatif di Kampung Patin juga sangat menarik. Misalnya saja produk kriya dari hasil olahan bambu, seperti lidi sawit, rotan, dan pandan. 

Bahkan para disable (tuna rungu) juga ikut serta dalam program home recycle creative. Di mana, produksi kriya ini memanfaatkan limbah paralon menjadi pot, tempat tisu, baki gelas, hiasan dinding dan piring lidi rotan. *