PTPN V Kirim 150 Paket Sembako untuk Warga Desa Ludai Kampar

PTPN V Kirim 150 Paket Sembako untuk Warga Desa Ludai Kampar

3 September 2021
Petugas BPBD Kampar melansir bantuan bahan pangan dari PTPN V untuk korban banjir Desa Ludai, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (3/9/2021). Foto: Sury/Riau1.

Petugas BPBD Kampar melansir bantuan bahan pangan dari PTPN V untuk korban banjir Desa Ludai, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (3/9/2021). Foto: Sury/Riau1.

RIAU1.COM -Deru diesel kapal kayu bermesin (pompong) itu memecah hening Sungai Kampar yang mengalir tenang. Sesekali, suaranya mengerang kencang ketika arus sungai mendadak berubah haluan. 

Terlebih ketika sampan yang terbuat dari papan tersebut harus memuat ratusan paket bantuan sembako dan bahan pangan. Pelan namun pasti. 

Nakhoda kapal mengarahkan haluan ke sebuah desa yang berada di hulu sungai. Ludai, begitu nama desa yang berada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, itu. 

Sungai merupakan satu-satunya jalur yang menghubungkan Desa Ludai dengan dunia luar. Menuju ke desa tersebut memakan waktu sedikitnya hingga tiga jam lamanya. 

Tidak mudah memang. Namun selama puluhan tahun, masyarakat Desa Ludai tetap bertahan dan tinggal di sana, menyatu harmoni dengan alam. 

Akhir 30 Agustus 2021, alam menyapa desa yang dihuni lebih dari 450 jiwa tersebut. Seolah ingin diperhatikan, banjir bandang besar menyapu desa dengan banjir bercampur lumpur. Banjir itu memporak-porandakan puluhan rumah, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar Adi Chandra di Bangkinang, Jumat (3/9/2021), mengatakan, sedikitnya 21 unit rumah warga rusak, 1 unit sekolah, masjid, dan lebih dari 10 fasilitas umum mengalami kerusakan usai disapu banjir bandang berlumpur itu. Korban jiwa tidak ada dalam insiden tersebut. Bencana serupa berpotensi kembali terjadi mengingat cuaca dalam beberapa waktu terakhir cenderung tidak bersahabat.  

Meski begitu, masyarakat yang telah begitu menyatu dan mencintai desa itu enggan untuk beranjak. Meksipun, tempat pengungsian dan dapur umum didirikan petugas di tempat lebih aman. 

Justru, masyarakat bertahan dengan segala keterbatasan. Sembako menjadi bantuan yang paling dibutuhkan oleh masyarakat desa. Bantuan tersebut akan meringankan beban korban terdampak banjir bandang yang memilih bertahan. 

Mendapat kabar tersebut, tim Program Tanggungjawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V bergerak cepat. Bantuan tersebut disalurkan melalui BPBD Kampar untuk diserahkan kepada masyarakat terdampak banjir. Sedikitnya 150 paket sembako berisi beras, gula, minyak makan, dan bahan pangan lainnya disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. 

Chief Executive Officer PTPN V Jatmiko Santosa dalam keterangan tertulisnya berharap, bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat Desa Ludai yang menjadi korban banjir bandang. Bantuan tersebut merupakan bentuk kehadiran PTPN V sebagai perusahaan milik negara ke tengah masyarakat. Seluruh karyawan PTPN V turut mendoakan agar bencana yang dihadapi masyarakat dapat segera teratasi dan kehidupan warga desa kembali normal.

"Kami seluruh keluarga besar PTPN V turut mendoakan agar kehidupan masyarakat kembali normal," ujarnya. 

Usai menerima sembako dari PTPN V, Adi Chandra menyampaikan terima kasih atas bantuan bagi warga Desa Ludai. PTPN V merupakan perusahaan pertama yang menyalurkan bantuan kepada korban banjir. 

"Mewakili Pemkab Kampar, kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih sebesarnya atas bantuan ini. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban saudara kita di Desa Ludai," ujarnya.

Ludai merupakan desa tertua di Kabupaten Kampar. Setidaknya terdapat 450 jiwa dengan 135 Kepala Keluarga (KK) yang hidup di desa tersebut. Sebagian besar mereka menyadap karet dengan upah sangat minim. 

Topografinya dikelilingi dengan perbukitan dan hutan. Akses yang jauh dari ibu kota dengan jalur air sebagai satu-satunya sarana transportasi, serta listrik yang hanya menyala dari jam 6 sore hingga jam 10 malam, menjadi tantangan tersendiri untuk menyalurkan bantuan.