Kisah Pedih Nurilas, Petani di Kampar yang Rugi Hingga Ratusan Juta Rupiah Akibat Banjir

Kisah Pedih Nurilas, Petani di Kampar yang Rugi Hingga Ratusan Juta Rupiah Akibat Banjir

14 Desember 2019
Kisah Pedih Nurilas, Petani di Kampar yang Rugi Hingga Ratusan Juta Rupiah Akibat Banjir

Kisah Pedih Nurilas, Petani di Kampar yang Rugi Hingga Ratusan Juta Rupiah Akibat Banjir

RIAU1.COM - Begitu pedih nasib yang dialami oleh Nurilas alias Ilas (50), seorang petani di Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar, Riau.

Ia hanya bisa pasrah melihat dua hektar sawahnya terancam gagal panen akibat terendam banjir. Kejadian tersebut diketahuinya sehari yang lalu saat melihat sawahnya sudah terendam air luapan Sungai Kampar. Padahal menurut Nurilas, dalam beberapa bulan ke depan padinya bakal siap dipanen.

Dengan raut wajah yang sedih, dirinya bersama suami, Aliasmi (60), mencoba tegar menghadapi semua itu. Karena hal serupa juga dialami oleh ratusan hektar sawah petani lainnya.

"Kami coba untuk sabar. Karena banjir ini juga sudah hampir setiap tahun kami alami. Tahun lalu juga ada gagal panen, tapi enggak semuanya. Kemarin untung saya masih bisa panen, dapat satu karung. Tapi sekarang udah habis tenggelam," tutur dia.

Nurlias mengaku penanaman benih padi dilakukan pada Agustus 2019, sebelum memasuki musim hujan. "Benih yang kami tanam waktu itu 20 gantang. Biasanya kalau udah panen dapat 90 hingga 100 karung besar," kata Ilas.
 
Saat ditanya tentang kerugian yang dialami akibat banjir yang merendam sawahnya, Nurlias mengaku mencapai puluhan juta rupiah.

Sementara itu, banjir juga menenggelamkan kebun sayur miliknya. Beberapa hektar kebun sayur terancam gagal panen. Menurut Ilas, total kerugian akibat banjir merendam sawah dan kebun sayurnya mencapai ratusan juta rupiah.

Saat ini, Ilyas mengaku hanya berharap adanya uluran tangan pemerintah untuk memperhatikan nasib petani yang gagal panen dalam bentuk pemberian bantuan benih atau bibit.

"Biar bisa tanam padi atau berkebun lagi setelah habis banjir ini," ucap Ilas.

Kepala BPBD Riau Edward Sanger menyatakan, curah hujan yang tinggi sejak beberapa pekan terakhir membuat permukiman warga di Riau dilanda banjir. Banjir terjadi di wilayah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Rokan Hilir, dan Kabupaten Pelalawan.

"Banjir diakibatkan luapan beberapa air sungai. Salah satunya di Kabupaten Kampar, yakni aliran Sungai Kampar meluap setelah dibukanya lima pintu waduk PLTA Koto Panjang," sebut Edward, Jumat 13 Desember 2019.

Loading...

Dia mengatakan, sejumlah warga saat ini sudah ada yang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Warga mengungsi ke posko pengungsian ataupun ke rumah keluarganya

Penanganan bencana banjir di lima kabupaten itu telah dilakukan oleh BPBD masing-masing kabupaten, termasuk penambahan personel dan peralatan dari BPBD Riau.

Edward juga menambahkan, untuk saat ini luapan air Sungai Kampar Kanan masih bertambah tinggi. "Karena itu, warga yang ada di bantaran sungai diimbau selalu waspada. Orangtua jaga anak-anaknya supaya tidak bermain di genangan banjir. Sebab, di Kabupaten Kuantan Singingi dan Rokan Hulu sudah ada dua anak yang meninggal dunia karena terjatuh ke arus banjir," pungkasnya.

 

 

 

 

R24/DEVI