Ketika Tak Ada Penyebutan Teroris Saat 8 ribu Wanita dan Anak-Anak Muslim Bosnia Dibantai

Ketika Tak Ada Penyebutan Teroris Saat 8 ribu Wanita dan Anak-Anak Muslim Bosnia Dibantai

12 Juli 2020
Keluarga korban berdoa di pemakaman massal di Sebrenica (foto: Istimewa/internet)

Keluarga korban berdoa di pemakaman massal di Sebrenica (foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Tak pernah ada kata-kata teroris saat 8 ribu umat muslim yang terdiri dari wanitan dan anak-anak Bosnia dibantai tanpa belas kasihan.

Muslim Bosnia dibunuh secara keji dalam perebutan kota Srebrenica di Bosnia-Herzegovina oleh unit-unit Serbia Bosnia dinukil dari republika.co.id, Minggu, 12 Juli 2020.

Pengadilan kejahatan perang di Hague, Belanda memutuskan peristiwa keji itu hanya masuk dalam kategori genosida. Bahkan orang-orang Eropa tak pernah menganggap peristiwa itu benar-benara ada.

Yang lebih mirisnya, muslim Bosnia merasa negara Eropa semakin menjaga jarak. Kondisi ini diperparah wacana anti-Muslim dan prasangka buruk pada Islam di Benua Biru.

Bosnia dan Herzegovina terlibat perang selama tiga tahun sejak Juli 1995. Konflik terjadi antar suku yang berbahasa sama tapi beda agama.

Yang satu katolik dan satunya lagi Muslim. Perang kedua kelompok memecah belah Yugoslavia yang berdampak kematian 100 ribu orang dan jutaan lainnya mengungsi.

Pada akhirnya, wilayah Srebrenica dikuasai pasukan Serbia. Lalu sekitar 25 ribu Muslim Bosnia harus hengkang dari rumahnya sendiri agar bisa selamat.

Dalam peristiwa perebutan Srebrenica, ada lebih dari 8 ribu orang ditangkap. Mereka terdiri dari pria dan perempuan dari segala usia, termasuk anak-anak.

Pasukan Serbia lalu mengumpulkannya dan menembak mati mereka dan menguburnya di berbagai titik di Srebrenica.