Tak Akurat, Spanyol Kembalikan 340 ribu Alat Rapid Tes Corona ke Cina

Tak Akurat, Spanyol Kembalikan 340 ribu Alat Rapid Tes Corona ke Cina

27 Maret 2020
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Spanyol berhenti menggunakan alat pendeteksi cepat virus corona atau Covid-19 setelah hasil yang didapat tidak sesuai dengan kenyataan.

Ada sebanyak 340 ribu alat uji virus corona yang dibeli otoritas kesehatan Spanyol dari sebuah pabrik di Shenzen, Cina.

Dilansir South China Morning Post, Jumat 27 Maret 2020, Madrid telah berhenti menggunakan alat uji tersebut. Keraguan pemerintah Spanyol karena jumlah kasus di Spanyol meningkat pada Kamis kemarin menjadi 56.188 kasus positif Covid-19 dan 4.089 kematian.

Pusat Penelitian Badan Penyakit Menular dan Klinik Mikrobiologi Spanyol (SEIMC) memposting di situs resminya, alat uji swab yang dibuat olah Shenzhen Bioeasy Biotechnology hanya memiliki akurasi kurang dari 30 persen. Padahal sumber-sumber mengatakan tes harus memiliki keakuratan lebih dari 80 persen.

Fernando Simón, direktur pusat koordinasi darurat kesehatan Spanyol mengungkapkan, pada hari Kamis kemarin Spanyol memeriksa 9.000 tes, dan menemukan hasil mereka tidak cukup konsisten, lalu memutuskan untuk mengembalikannya.

Kedutaan Besar Tiongkok di Spanyol membuat cuitan di Twitter pada hari Kamis, pasokan medis yang disumbangkan Tiongkok ke negara lain tidak termasuk produk Bioeasy.

Dikatakannya, Kementerian Perdagangan China memberi Spanyol daftar pabrikan, dan Bioeasy tidak ada di antara mereka.

Ditambahkannya, Bioeasy belum diberi lisensi dari Administrasi Produk Medis Nasional China untuk menjual produk-produknya.