Jembatan Penghubung Dua Desa Putus, Warga Terisolir

Jembatan Penghubung Dua Desa Putus, Warga Terisolir

26 November 2020
Warga Desa Peladangan bergotong royong memperbaiki jembatan yang putus akibat tergerus banjir

Warga Desa Peladangan bergotong royong memperbaiki jembatan yang putus akibat tergerus banjir

RIAU1.COM - Akibat tingginya itensitas curah hujan dalam beberapa hari terakhir ini, mengakibatkan banjir dan tanah longsor di Desa Peladangan, Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Inhu, Riau pada Rabu 25 November 2020.

Selain banjir dan longsor, jembatan penghubung dengan sejumlah desa tetangga juga terputus. Akibatnya, warga Desa Peladangan terisolir. Warga desa khusus para petani kelapa sawit terpaksa melansir buah kelapa sawit menggunakan sepeda motor dengan keranjang.

Zumanto (45) warga Desa Peladangan kepada awak media, Kamis 26 November 2020 mengatakan, warga desa terutama petani, mau tidak mau harus memberanikam diri melintasi jembatan yang putus tersebut. Sebab, jembatan tersebut satu-satunya akses penghuhung antara Desa Peladangan dengan desa-desa lain di Kecamatan Batang Peranap.

"Kami berharap agar pembangunan jembatan permanen yang saat ini pekerjaannya tertunda untuk dapat segera dilanjutkan. Jika tidak segera dilanjutkan maka kami warga desa ini akan terisolir. Selain itu, kami juga susah untuk mengeluarkan hasil kebun untuk di jual," kata Zumanto.

Zumanto menambahkan, dahulu jembatan dari kayu yang putus akibat tergerus banjir itu, hanya bersifat sementara dan hanya satu tahun di janjikan pemakaiannya.

Namun nyatanya, sudah lebih dari satu tahun tidak di lanjutkan pembangunannya. Dimana, warga berharap agar jembatan tersebut di buat permanen.

"Kondisi kami saat ini sudah terisolir pak. Mau ke kebun saja kami tidak bisa. Sementara mayoritas mata pencarian warga Desa Peladangan ini hidupnya dari perkebunan kelapa sawit," sebut Zumanto.

Menurut Zumanto lagi, bahwa jembatan yang putus itu merupakan jembatan bantu atau bersifat sementara. Karena, akan di bangun permanen oleh pihak rekanan, yang dapat proyek pembangunan jembatan permanen.

Loading...

"Pihak rekanan mempunyai kewajiban untuk membuat jembatan bantu (penghubung) sementara, sebagai akses penghubung sampai jembatan permanen selesai di kerjakan," imbuhnya.

Lanjut Zumanto, bahwa apa yang di khawatirkan warga akhirnya terjadi. Setelah banjir menghantam jembatan yang memang sudah hampir rubuh tersebut.

"Jembatan itu sudah hanyut terbawa banjir. Jadi untuk mensiasatinya agar warga bisa melintas, dipakai jembatan darurat terbuat dari ban bekas serta kayu balok. Jika tidak hati-hati maka akan terjun ke bawah," tutupnya.

Untuk di ketahui, dalam beberapa bulan lalu, jembatan tersebut kerap di lalui truck pengangkut buah kelapa sawit. Karena beban berat, truck milik warga Desa Peladanga itu nyaris terjun ke (anak) sungai.

Hal itu terjadi karena kontruksi jembatan yang kurang kokoh dan beban (tonase) truck terlalu berat membuat jembatan tersebut semakin membahayakan setiap pengguna jalan.