Pihak Sekolah Tak Tahu Ada Penganiayaan, Orangtua di Inhu Pilih Pindahkan Anaknya

Pihak Sekolah Tak Tahu Ada Penganiayaan, Orangtua di Inhu Pilih Pindahkan Anaknya

26 Februari 2020
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Merasa anaknya tidak mendapatkan perhatian dari sekolah, orangtua murid memilih memindahkan anaknya ke sekolah lain. Pasalnya, berawal dari perlakuan siswa lain kepada anaknya, yang telah menganiaya anaknya dengan melempar batu ke kepala anaknya hingga terluka, GS (38) orangtua dari anak (korban) tmembawa korban ke puskesmas setempat.

Peristiwa penganiayaan itu terjadi di SDN 001 Desa Pematang, Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Inhu, ketika proses belajar mengajar berlangsung. Saat itu, korban yang duduk di sekolah kelas 3 dilempar oleh teman kelasnya dengan batu bata hingga terluka pada bagian leher.

Kepada awak media, Selasa 25 Febtuari 2020, GS menuturkan, kekesalannya memuncak saat pihak sekolah tidak bertanggungjawab atas kejadian itu. Terlebih tidak membawa anaknya berobat. Bahkan, saat kejadian itu tidak ada satupun guru didalam kelas.

"Kejadiannya pada Jumat 21 Februari 2020 lalu. Waktu itu masih pagi dan pelajaran menggambar. Saat asyik menggambar tiba-tiba anak saya dilempar oleh siswa lain dan kena bagian kepala hingga berdarah," ucapnya.

"Saya menduga kalau saat kejadian itu guru sedang tidak ada dikelas. Karena pihak sekolah, baik guru atau kepala sekolah tidak ada melapor kepadanya atas kejadian itu. Parahnya lagi, anak saya tak diantar pulang oleh guru, apalagi dibawa berobat ke Puskesmas," sambung GS.

GS menambahkan, peristiwa itu dia ketahui saat menjemput anaknya dari sekolah itu. Dimana, ditengah jalan dia berpapasan dengan anaknya yang tengah dibonceng sepeda motor oleh orangtua teman anaknya. Dari situ terungkap peristiwa pelemparan terhadap anaknya.

“Anak saya pulang sendiri kerumah setelah jam sekolah tutup. Itupun anak saya menumpang pada orangtua siswa lain yang juga menjemput anaknya," beber GS.

Tak terima dengan kejadian itu, GS langsung mendatangi sekolah untuk menanyakan respon dari pihak sekolah.  Saat itu GS bertemu dengan salah satu guru. Ketika membahas pelemparan batu, guru tersebut mengatakan agar pada Senin pekan depan dibicarakan dengan kedua belah pihak, yakni orangtua korban dan orangtua pelaku.

"Saya mendesak agar hari Sabtu mendatang dalam pekan ini dibicarakan. Sehingga tercapai solusi terbaik. Akhinya disepakati Sabtu nanti di musyawarahkan, termasuk biaya perobatan anak saya," ujar GS.

GS menambahkan, terkat pemindahan anaknya ke sekolah lain karena pihak SDN 001 Desa Pematang tidak bertanggungjawab terhadap anaknya. Hingga berujung pemindahan ke sekolah ke desa lain, yakni SDN 004 Desa Suka Maju, Kecamatan Batang Peranap.

Loading...

“Pihak sekolah lalai dan tak bertanggungjawab atas kejadian yang menimpa anak saya," tegas GS.

Kendati begitu, lanjut GS, dia tidak menemouh jalur hukum. Sebab, dia masih menghargai pihak sekolah. Meski dia habis kesabaran mengetahui anaknya dianiaya. Dia berharap agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

Dia berharap agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Inhu agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap SDN 001 Desa Pematang. Sebab, kejadian yang dialami anaknya pernah juga terjadi sebelumnya, kekerasan terjadap pelajar di sekolah tersebut.

"Orangtua siswa di sekolah itu pernah mengungkapkannya tapi tetap saja pihak sekolah tidak bertanggungjawab," kata GS.

GS mengaku telah melapor ke Bhabinkamtibmas Desa Pematang tapi jawaban dari personel Polsek Peranap itu jika kasus seperti itu prosesnya rumit dan harus ke Unit PPA Satreskrim Polres Inhu dan melibatkan KPAI Kab Inhu.

Sementara itu, Hermiati, Kepala Sekolah SDN 001 Pematang masih belum dimintai keterangannya terkait peristiwa tersebut. Bahkan, awak media coba menghubungi ke nomor selulernya tidak diangkat.

 

 

 

Penulis: R1/Yuzwa