Polda Metro Bongkar Sindikat Pembobolan Tiket Maskapai Singapore Airlines Lewat Kartu Kredit

Polda Metro Bongkar Sindikat Pembobolan Tiket Maskapai Singapore Airlines Lewat Kartu Kredit

10 Desember 2018
Polda Metro Jaya dan Kepolisian Singapura saat konferensi pers membongkar sindikat pembobolan tiket pesawat Singapore Airlines.

Polda Metro Jaya dan Kepolisian Singapura saat konferensi pers membongkar sindikat pembobolan tiket pesawat Singapore Airlines.

RIAU1.COM - Sindikat pembobolan tiket pesawat Singapore Airlines dengan transaksi kartu kredit akhirnya terbongkar.

Anggota Polda Metro Jaya bersama Kepolisian Singapura mengungkap sindikat pembobolan tiket maskapai Singapore Airlines dengan modus menipu melalui transaksi kartu kedit.
   
Seperti dikutip Riau1.com dari Antaranews.com, Senin 10 Desember 2018, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, mengatakan polisi meringkus empat tersangka berinisial A, H, AH, dan RM.
 
Argo mengungkapkan awalnya Kepolisian Singapura menangkap seorang Warga Filipina berinisial J yang diduga terlibat penipuan penjualan tiket maskapai Singapore Airlines.
   
Selanjutnya, anggota Subdirektorat Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Kepolisian Singapura guna mengembangkan jaringan kejahatan tersebut.
   
"Keterangan J menunjukkan adanya keterlibatan Warga Negara Indonesia," kata Argo.
   
Kepala Unit I Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Marvino Edward Yusticia menyebutkan polisi menyelidiki J diduga menerima tiket dari AH sebagai pemilik travel resmi di Jakarta dan Singapura.
   
Kemudian anggota Polda Metro Jaya mengejar dan meringkus AH di Bandung Jawa Barat yang diduga menjual tiket Singapore Airlines dengan potongan harga mencapai 50 persen kepada J.
   
Dari hasil penyidikan, Malvino menuturkan AH mendapatkan tiket murah dari tersangka A, H, RM dari Medan Sumatera Utara.
   
Malvino menyebutkan tersangka A, H, dan RM mendapatkan tiket murah Singapore Airlines dengan modus membobolan data kartu kredit nasabah lain (spamming).

 
   
Usai mendapatkan tiket dengan menggunakan kartu kredit nasabah lain, ketiga tersangka itu menjual tiket dengan potongan harga mencapai 50 persen kepada AH.
   
Kasus tersebut terungkap setelah pemegang kartu kredit melaporkan tagihan pembelian tiket Singapore Airlines padahal tidak pernah melakukan pemesanan.
   
Para tersangka diduga telah menjalankan modus kejahatan tersebut selama dua tahun dengan kerugian mencapai Rp1 miliar.

R1/Hee