Sinopsis Film The Hunger Games: Catching Fire, Aksi Sekelompok Remaja Mengikuti Kompetisi Hidup dan Mati

Sinopsis Film The Hunger Games: Catching Fire, Aksi Sekelompok Remaja Mengikuti Kompetisi Hidup dan Mati

5 Juli 2020
Film The Hunger Games: Catching Fire

Film The Hunger Games: Catching Fire

RIAU1.COM - Film The Hunger Games: Catching Fire tayang dalam program Bioskop TransTV, Ahad 5 Juli 2020 malam, sekitar pukul 23.11 WIB.

Film bergenre petualangan-fiksi ilmiah Amerika Serikat yang dirilis tahun 2013 ini diangkat dari novel karya Suzanne Collins, Catching Fire, seri kedua dalam trilogi The Hunger Games.

Melansir Tirto.id, film ini menceritakan Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) dan Peeta Mellark (Josh Hutcherson) yang berhasil bertahan dan menang di kompetisi The Hunger Games tahap pertama.

Kompetisi tersebut merupakan pertarungan hidup dan mati yang diikuti oleh 12 distrik dari Negara Panem. Di sekuel kedua ini, Everdeen dan Mellark diharuskan melakukan perayaan kemenangan dengan mengunjungi semua distrik.

Setiap singgah di salah satu distrik, ia akan memberikan pidato. Namun, pidato yang disampaikan tersebut haruslah sesuai dengan arahan Presiden Snow (Donald Sutherland). Pada awalnya, Everdeen dan Mellark tidak mengindahkan perintah itu.

Akan tatapi ancaman datang membayangi keselamatan keluarga dan orang terkasih di kampung halaman. Pada pidato selanjutnya, mereka pun mengatakan sesuai arahan Presiden Snow. Bahkan, mereka juga harus berpura-pura akrab dan menjalin sebuah hubungan spesial.

Suatu ketika, Everdeen dan Mellark pun harus kembali terlibat dalam pertarungan Hunger Games selanjutnya. Hunger Games ke-75 akan dihelat dengan nama Quarter Quell yang merupakan edisi khusus 25 tahun sekali.

Pada pertarungan ini, para peserta akan bersaing dengan para pemenang Hunger Games dari masa ke masa termasuk menghadapi Everdeen dan Mellark.

Haymitch Abernathy yang diperankan oleh Woody Harrelson pun kembali menjadi mentor mereka berdua agar bisa bertahan dan menang dengan prinsip “dibunuh atau membunuh”.

Sementara itu, terlihat banyak bibit pemberontakan terjadi dari setiap distrik di luar arena pertandingan.