Suhu Panas Hancurkan Virus Corona? Ini Penjelasan Peneliti LIPI

Suhu Panas Hancurkan Virus Corona? Ini Penjelasan Peneliti LIPI

7 April 2020
Ilustrasi penyemprotan disinfektan

Ilustrasi penyemprotan disinfektan

RIAU1.COM - Peneliti mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra menyatakan temperatur atau suhu dan kelembaban udara dapat mempengaruhi penyebaran virus corona atau Covid-19.
 
"Memang ada beberapa studi yang menyatakan temperatur dan kelembaban udara dapat mempengaruhi penyebaran Covid-19. Pernyataan tersebut merupakan hasil analisis dari jumlah penderita Covid-19 di berbagai negara yang dikaitkan dengan kondisi lingkungan setempat," kata Sugiyono.


 
Sugiyono menuturkan, secara umum kasus Covid-19 saat ini terkonsentrasi di belahan bumi utara yang sedang mengalami musim dingin dengan temperatur di bawah 18 derajat celcius dan kelembaban kurang dari dari 9 g/m3.

"Sehingga, muncul dugaan bahwa virus corona baru tidak akan bertahan lama di daerah tropis yang memiliki suhu panas dan kelembapan tinggi," tuturnya.
 
Sugiyono melanjutkan, dalam studi menyebutkan ketahanan virus yang menurun akibat temperatur dan kelembaban yang tinggi secara otomatis membuat penyebaran diprediksi akan semakin melambat.

"Situasi itu membuat Covid-19 seperti virus flu musiman yang umumnya berakhir ketika musim panas tiba," sebutnya.


 
Lebih lanjut, Sugiyono mengatakan virus yang sudah masuk ke dalam tubuh tidak akan terpengaruh dengan temperatur dan kelembaban lingkungan. Temperatur dan kelembaban tinggi hanya menurunkan ketahanan virus di luar tubuh.
 
"Ketika virus sudah di dalam tubuh dan ditularkan secara cepat lewat kontak langsung, faktor tersebut bisa saja tidak berpengaruh. Ruangan tertutup dan sirkulasi udara yang buruk dapat memperparah penyebaran Covid-19," ungkapnya.

Faktor demografi pasien, kapasitas penanganan pasien, penanggulangan, dan karakteristik virus itu sendiri, yang mungkin sudah bisa beradaptasi dengan suhu yang lebih panas mempengaruhi ketahanan virus corona baru tersebut.
 
"Dari bukti sejauh ini, virus Covid-19 dapat ditularkan di semua area, termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab. Yang pasti, setelah ditetapkan pandemi oleh WHO, Covid-19 bisa menyerang siapapun dan di mana pun, tidak memandang ras maupun letak geografisnya," tegasnya.

 

 

Sumber: CNNIndonesia