Ternyata, Ini Sebabnya ODP Corona Wajib Jalani Karantina 14 Hari

Ternyata, Ini Sebabnya ODP Corona Wajib Jalani Karantina 14 Hari

4 April 2020
ODP jalani karantina

ODP jalani karantina

RIAU1.COM - Bagi warga yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) diharuskan menjalani karantina selama 14 hari, khususnya yang baru saja bepergian ke sejumlah daerah terjangkit wabah virus corona atau Covid-19.

Dilansir di laman NPR, setelah virus menginfeksi seseorang atau menduduki inangnya, perlu beberapa waktu bagi virus untuk membuat salinan dirinya sendiri yang cukup. Hal itu akan membuat orang yang menjadi inang itu mulai menumpahkan virus dengan mengalami beberapa gejala.

Gejala itu meliputi batuk atau bersin. Pada saat batuk dan bersin itulah, orang yang menjadi inang  itu dapat melakukan penyebaran virus ke orang lain, yang kemudian menjadi inang baru. 

Peristiwa atau proses ini yang kemudian dinamakan masa inkubasi virus. Masa inkubasi itu sendiri, terjadi umumnya selama waktu antara ketika pertama kali terinfeksi dan ketika mulai menumpahkan virus, yang mungkin sedikit sebelum kita mulai mengalami gejala.

"Masa inkubasi bervariasi dari virus ke virus dan kadang-kadang dari orang yang terinfeksi ke orang yang terinfeksi," ujar ahli virologi di Sekolah Kesehatan Global Global Gillings University of North Carolina, Rachel Graham, Sabtu 4 April 2020.

Virus yang menyebabkan penyakit COVID-19, memiliki nama resmi SARS-CoV-2. Para peneliti menemukan periode inkubasi tipikal adalah sekitar lima hari. Sekitar 97 persen dari orang yang terinfeksi dan mengembangkan gejala akan melakukannya dalam 11 hingga 12 hari. Dan sekitar 99 persen akan mengembangkan gejala dalam 14 hari.

Dengan demikian, menurut Graham, karantina 14 hari itu dianggap sebagai batas aman dari virus. Karantina itu untuk memastikan Anda belum mengembangkan infeksi yang bisa menyebar ke orang lain.

Dengan dua virus yang sama, SARS dan MERS, periode inkubasi virus penyebab COVID-19 sedikit lebih pendek, yaitu kebanyakan orang mengalami gejala dalam 10 hari. Virus-virus itu juga memiliki proporsi orang yang mengalami gejala lebih parah, yang membuatnya lebih mudah untuk menentukan akhir dari jendela aman. 

Namun demikian, ada pertanyaan besar yang terbuka mengenai virus corona ini yang membuat rekomendasi karantina ini menjadi lebih rumit dari biasanya. Yaitu, belum jelas seberapa umum hal itu bagi orang yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala, atau setidaknya belum menunjukkan gejala, untuk melepaskan virus.

Jawaban itu sangat sulit untuk diterapkan di Amerika Serikat, karena pengujian untuk Covid-19 belum tersebar luas. "Ini masih menjadi sebuah misteri yang besar, terutama mengenai berapa banyak penyebaran tanpa gejala berkontribusi pada peningkatan jumlah kasus yang kita lihat," kata Graham.

Bahkan, jika tidak mengalami gejala terinfeksi virus corona apapun selama periode karantina dua pekan, orang tersebut tidak sepenuhnya bebas ketika karantina itu berakhir. Menurut seorang ahli epidemiologi pencegahan infeksi pada sistem perawatan kesehatan Honor Health di Phoenix, Saskia Popescu. 

Oleh sebab itu, dia menyarankan, untuk terus mencuci tangan sesering mungkin, tutup mulut saat batuk, dan menghindari menyentuh wajah dan usap kenop pintu dan permukaan lain yang sering disentuh oleh banyak orang. Hal itu ditujukan untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan menjaga agar orang lain tetap sehat.

"Jika kita tetap menjaga kebersihan tangan, berlatih menjaga jarak sosial dan semua tindakan pengendalian infeksi lain yang sedang dianjurkan saat ini. Kita akan membantu memutus rantai infeksi itu. Begitu kita melewati 14 hari, kita masih harus terlibat dalam praktik-praktik itu," pungkasnya.

 


Sumber: Republika