Penderita Penyakit Kronis dan Perokok Rentan Terserang Covid-19

Penderita Penyakit Kronis dan Perokok Rentan Terserang Covid-19

25 Maret 2020
corona/foto internet

corona/foto internet

RIAU1.COM -Jakarta - Waspadalah, penderita penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, asma, TBC, serta penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) akibat merokok paling berbahaya jika terkena dampak dari infeksi virus corona baru atau COVID-19. Penyebaran wabah virus corona semakin masif dengan jumlah korban terus bertambah dengan cepat.

Komite Ahli Tuberkulosis dr. Pandu Riono, mengatakan orang yang sudah memiliki penyakit kronis mempunyai daya tahan tubuh yang tidak optimal sehingga sangat rentan terhadap serangan COVID-19. Dia menjelaskan pasien COVID-19 dengan penyakit kronis bisa memiliki gejala yang lebih berat dan paling parah berakhir pada kematian.

Namun, Pandu menekankan agar tidak terpaku pada angka persentase kematian setiap kasus COVID-19 di Indonesia yang mencapai 8 persen. Menurut Pandu, data kasus positif COVID-19 di Indonesia tidak merefleksikan data yang nyata di lapangan karena keterbatasan orang yang dilakukan tes laboratorium.

"Yang diestimasi orang yang sudah terinfeksi di luar banyak sekali, bukan ratusan, puluhan ribu. Dalam waktu mendatang itu diperkirakan sudah ratusan ribu," katanya.

Hal itulah yang menunjukkan kasus kematian COVID-19 di Indonesia menjadi terlihat besar, yang bahkan lebih tinggi dari kasus kematian dari negara asalnya, Cina, sekitar 3-4 persen. Oleh karena itu, dia mendorong untuk dilakukan tes cepat pada masyarakat yang lebih banyak, yaitu pada kelompok orang yang berisiko terpapar COVID-19.

Namun, menurut Pandu, yang merupakan ahli epidemiologi bidang penyakit menular di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tersebut, tes cepat dengan menggunakan alat berbasis reaksi antibodi yang dilakukan pemerintah memiliki kelemahan.

Kelemahan tersebut adalah reaksi antibodi yang lambat untuk mendeteksi adanya virus di tubuh seseorang selama enam hingga tujuh hari setelah infeksi. Pandu mendorong agar pemeriksaan melalui metode Polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium dapat lebih ditingkatkan kapasitasnya untuk mendukung tes cepat.

Pandu menegaskan pemerintah harus bekerja secara aktif dengan cepat menemukan kasus baru dan kemudian mengisolasinya untuk memutus rantai penularan. Pasien positif COVID-19 dengan penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, TBC, dan lainnya harus dirawat di rumah sakit. Sementara, yang memiliki gejala ringan atau bahkan tanpa gejala bisa dirawat di tempat lain atau bahkan di rumah.

Dia mengatakan, saat ini paling banyak petugas medis yang terinfeksi dan bahkan meninggal saat menjalankan tugas merawat pasien COVID-19 yang terus bertambah. Pandu menegaskan bahwa pemerintah harus melakukan tindakan cepat berkejaran dengan waktu dan kecepatan virus menyebar.