Korban Virus Corona Rentan Terserang Stres dan Frustasi, Ini Sebabnya

Korban Virus Corona Rentan Terserang Stres dan Frustasi, Ini Sebabnya

16 Februari 2020
ilustrasi COVID-19

ilustrasi COVID-19

RIAU1.COM - Kota Wuhan, China menjadi pusat penyebaran wabah virus corona atau COVID-19 untuk waktu yang cukup lama, ini tentunya memengaruhi kondisi mental para korban virus corona.

Apalagi mereka yang seluruh keluarganya harus diisolasi atau dikarantina karena virus corona dan tinggal sendiri. Belum lagi, kesulitan mencari perawatan medis hingga makanan untuk bertahan hidup.

Mengutip suara.com Asosiasi Profesor di Universitas Tulane dalam School of Social Work, dr Reggie Ferreira berpendapat dukungan sosial seolah menjadi faktor pelindung bagi para korban virus corona yang terisolasi dan berduka karena kehilangan.

Menurutnya, menghabiskan waktu dikarantina dan tidak boleh berpergian bisa membuat seseorang stress. Kondisi ini juga bisa menyebabkan kecemasan dan ketakutan, terutama jika ada kemungkinan tertular infeksi.

"Korban juga mungkin mengalami frustasi ketika terlalu lama di tempat yang terkunci tanpa kepastian waktu. Mereka mungkin saja mudah marah karena merasa berada di situasi yang disebabkan oleh kelalaian orang lain," jelasnya.

Selain itu, penghentian fasilitas umum seperti pengambilan sampah, pengiriman surat dan sekolah juga bisa menambah tingkat risiko frustasi dan tekanan mental pada mereka yang terjebak di dalam rumah berminggu-minggu.

Dalam kondisi ini, Reggie Ferreira mengatakan pentingnya para korban menyadari tentang risiko masalah mental tersebut. Sehingga mereka akan saling menyadari jika ada seseorang di sekitarnya yang membutuhkan penyedia layanan kesehatan mental.