Hasil Penelitian, Sebagian Besar Wanita di Indonesia Tidak Pernah Tes Darah

Hasil Penelitian, Sebagian Besar Wanita di Indonesia Tidak Pernah Tes Darah

16 Oktober 2019
Ilustrasi periksa atau cek darah. Foto: Shutterstock.com.

Ilustrasi periksa atau cek darah. Foto: Shutterstock.com.

RIAU1.COM -Melakukan tes darah secara teratur penting untuk menjaga kesehatan. Tapi, sebagian besar masyarakat Indonesia ternyata tidak pernah melakukan cek darah. Padahal, hal itu sangat penting untuk mengetahui kondisi tubuh atau deteksi dini suatu penyakit.

Dilansir dari Tempo.co, Rabu (16/10/2019), sekitar 70 persen dari 9.612 responden di Indonesia, sebagian besar wanita, mengaku tidak pernah melakukan tes darah sama sekali. Alasan orang Indonesia tidak melakukan tes darah beragam.

Mereka kebanyakan mengaku tidak bisa pergi ke klinik, laboratorium, atau rumah sakit (51 persen). Sebagian responden lain (24 persen) mengaku takut, merasa belum memerlukan tes (15 persen). Sedangkan 7 persen lain beralasan karena keterbatasan biaya.

Darah bertindak sebagai pembawa nutrisi dan oksigen ke jaringan organ dan sel. Ketika terjadi gangguan fungsi pada organ tertentu, tes darah dapat menunjukkan abnormalitas dan petunjuk sejak dini. Jika demikian, tim medis bisa melakukan tindakan pencegahan maupun pengobatan sebelum gangguan membesar.

Loading...

Berdasarkan laporan The Essentials of Diagnostik, hasil diagnosa seperti dari tes darah menjadi penentu dari 70 persen keputusan medis yang diambil oleh para dokter. Pendeteksian penyakit sejak dini dapat membantu mengurangi risiko kematian akibat penyakit diabetes, jantung, maupun gagal ginjal.

Dari hasil riset HonestDocs, ditemukan pula bahwa rata-rata responden yang pernah melakukan tes darah, mayoritas mengambil tes gula darah (26 persen), kolesterol (25 persen), dan asam urat (18 persen). Diabetes, yang dipengaruhi oleh gula darah terlalu tinggi, merupakan penyakit nomor enam yang paling banyak menyebabkan kematian di Indonesia. Sementara itu, kadar kolesterol dan asam urat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia.