Pekan ini Harga TBS Sawit di Riau Turun jadi Rp1.591,94 per kilogram

Pekan ini Harga TBS Sawit di Riau Turun jadi Rp1.591,94 per kilogram

7 Juli 2020
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM - Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Riau periode 8 Juli hingga 14 Juli 2020 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit.

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Disbun Riau, Defris Hatmaja menuturkan, jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp25,67 per kilogram atau mencapai 1,59 persen dari pekan lalu.

"Dengan begitu, harga pembelian TBS petani untuk periode satu pekan kedepan juga mengalami penurunan menjadi Rp1.591,94 per kilogram," kata Defris, Selasa 7 Juli 2020.

Defris mengungkapkan, penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. "Untuk faktor internal, turunnya harga TBS karena terjadinya penurunan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data," ungkapnya.

Defris menuturkan, hanya harga jual CPO dari PTPN V dan PT Citra Riau Sarana yang mengalami penurunan. "Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami penurunan sebesar Rp85,05 per kilogram dan PT Citra Riau Sarana mengalami penurunan sebesar Rp49,80 per kilogram," ujarnya.

Dirincikan, perusahaan yang harga jual CPO mengalami penurunan, Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp64,00 per kilogram, Astra Agro Lestari Group sebesar Rp10,00 per kilogram dan CPO Asian Agri Group sebesar Rp85,82 per kilogram dari pekan lalu.

"Sedangkan untuk harga jual kernel, Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan sebesar Rp168,19 per kilogram, Asian Agri Group sebesar Rp222,00 per kilogram, dan PT Citra Riau Sarana sebesar Rp300,27 per kilogram dari pekan lalu," paparnya.

Sedangkan faktor eksternal, penurunan harga TBS periode ini dipengaruhi oleh kekhawatiran tentang gelombang baru infeksi virus Covid-19, penguncian yang diperpanjang di beberapa negara dan munculnya kembali gesekan perdagangan antara AS dan China.

"Hal ini menjadi sentimen negatif yang menjadi membuat pasar menjadi waspada. Selain itu juga merupakan hal yang wajar terjadi koreksi harga setelah terus mengalami kenaikan selama 6 minggu terakhir," pungkasnya.