Kenaikan Bunga Acuan BI Bikin Biaya Dana di BRI Makin Membengkak

Kenaikan Bunga Acuan BI Bikin Biaya Dana di BRI Makin Membengkak

14 Agustus 2019
Ilustrasi uang. Foto: Detik.com.

Ilustrasi uang. Foto: Detik.com.

RIAU1.COM -Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengalami penurunan pada margin bunga bersih pada semester I 2019 menjadi 7,02% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 7,64%. 

Dilansir Detik.com, Rabu (14/8/2019), Direktur Utama BRI Suprajarto menjelaskan, penurunan ini terjadi karena bank terdampak dari kenaikan suku bunga acuan BI selama 2018 sebesar 1,75%. 

"Meski tahun ini suku bunga acuan sudah turun. Tapi dampak kenaikan enam kali pada 2018 itu cukup meng-hit (menghantam) luar biasa NIM BRI," kata Suprajarto.

Kenaikan bunga acuan tersebut mempengaruhi pada suku bunga simpanan yang membuat biaya dana di BRI makin membengkak. Hal ini menyebabkan marjin bunga bersih BRI tergerus pada semester I 2019.

Meskipun NIM mengalami penurunan, namun pertumbuhan kredit BRI secara konsolidasi tercatat 11,84% menjadi Rp 888,3 triliun.

Sekadar informasi, BI memang telah menaikkan suku bunga acuan BI- 7 days reverse repo rate hingga 175 bps atau 1,75% menjadi 6%. Ini dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dari ancaman gejolak ekonomi global.

Selain NIM yang turun, rasio kredit bermasalah BRI secara konsolidasi mengalami kenaikan menjadi 2,51% di kuartal II 2019 dari 2,41% (gross) di kuartal II 2018. Suprajarto mengatakan kenaikan NPL tersebut karena perseroan menanggung beban dari kinerja anak usaha Danareksa Sekuritas, BRI Agro dan BRI Syariah.

"Kemudian yang BRI Agro dan BRI Syariah, kita sedang pembenahan. Kita bersihin semua. Saya tidak mau ada yang disembunyiin lagi NPL (kredit macet). Semua selesai tahun ini," ujar dia.

Secara konsolidasi, BRI mencatatkan laba Rp16,16 triliun atau tumbuh 8,19% di kuartal II 2019.