Ditemukan Cadangan Baru, Blok Cepu Jadi Ladang Raksasa Minyak Indonesia

Ditemukan Cadangan Baru, Blok Cepu Jadi Ladang Raksasa Minyak Indonesia

11 Agustus 2019
Ilustrasi rod pump di Blok Cepu.

Ilustrasi rod pump di Blok Cepu.

RIAU1.COM - Cadangan minyak baru ditemukan di tengah persoalan produksi minyak Indonesia yang terus menurun. Ini tentu saja jadi kabar gembira.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan ada penemuan tambahan cadangan minyak pada Blok Cepu milik ExxonMobil.

Lokasinya di antara dua provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

 

Seperti dilansir CNBC Indonesia, Minggu, 11 Agustus 2019, Direktur Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, setelah dilakukan analisis, ternyata terdapat tambahan cadangan minyak untuk Blok Cepu.

Dengan adanya penambahan cadangan ini, produksi minyak dari blok yang dioperasikan ExxonMobil ini diperkirakan bisa digenjot dari posisi saat ini 225 ribu bph. 

Capaian produksi ini merupakan yang terbesar di Indonesia dibandingkan blok lainnya termasuk Blok Rokan di Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Namun, lanjut Fatar, peningkatan produksi tersebut masih harus melalui uji produksi tingkat tinggi (high rate test/HRT) selama enam bulan yang diperkirakan akan berakhir maksimal pada November nanti. 

Fatar menyebutkan, uji coba produksi diperlukan untuk memastikan keamanan upaya peningkatan produksi ini. Jika uji coba berhasil, langkah berikutnya adalah mengubah analisis dampak lingkungan (AMDAL) untuk Blok Cepu.

Namun, tambahnya, peningkatan produksi ini tidak perlu ada rencana pengembangan (plan of development/PoD) baru yang diajukan. 


Kendati demikian, imbuhnya, untuk peningkatan produksi sampai 235 ribu bph, masih harus ada pembahasan. 

"Kalau mau dinaikkan lagi hingga 235 ribu bph, atau bahkan di-challenge sampai 250 ribu bph, kami lagi bicara dengan ExxonMobil," tutur Fatar, di Jakarta, Kamis (8/8/2019). 

Jika dilihat melalui kinerja angka, produksi Blok Cepu memang kini telah menyalip produksi Blok Rokan, yang sebelumnya didaulat menjadi blok terbesar di Indonesia yang produksinya hanya 190 bph.

Kini, produksi Blok Cepu menjadi jadi tulang punggung produksi dan lifting (siap jual) minyak bumi nasional, bahkan bisa disebut "raksasa". 

Sampai dengan semester I 2019, SKK Migas mencatat, sampai akhir semester I-2019, realisasi lifting minyak Blok Cepu sebesar 220 ribu bph.

Produksi minyak Blok Cepu ini naik dibandingkan realisasi sampai akhir tahun lalu sebesar 209 ribu bph. 


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun menyampaikan, angka tersebut lebih tinggi daripada yang ada di proposal pengembangan (PoD) yang disetujui di awal, yakni sebesar 165 ribu bph.

Peningkatan produksi Blok Cepu ini juga bukan yang pertama kali. 

Djoko Siswanto, yang kala itu masih menjabat sebagai Dirjen Migas pernah mengungkapkan, peningkatan produksi ini terjadi berkat pemasangan fasilitas alat pendingin (cooler) yang dilakukan ExxonMobil selaku operator Blok Cepu. 

Fasilitas cooler, imbuh Djoko, paling tidak bisa mempertahankan produksi blok Cepu sesuai Rencana Program dan Anggaran (WP&B) sampai 2020. 

ExxonMobil selaku operator pertama kali menemukan lapangan Banyu Urip dengan cadangan mencapai 450 juta barel. Mulai berproduksi pada 2008 dengan kapasitas 20 ribu barel sehari di 2009, dan terus naik sampai sekarang. 

Tak hanya itu, pada 2011, ExxonMobil kemudian menemukan cadangan baru di lapangan Kedung Keris dan akan beroperasi penuh pada Kuartal III 2019 dengan proyeksi penambahan produksi sebesar 10 ribu bph. 

 

Pada awal Desember 2018, cadangan Blok Cepu meningkat setelah operator melakukan pembaruan data seismik reprocessing guna meningkatkan gambaran di bawah permukaan tanah.

Cadangan Lapangan Banyu Urip mengalami penambahan dari 729 juta barel menjadi 823 juta barel. 

Kini, Blok Cepu didulat sebagai andalan utama lifting minyak nasional menggeser Blok Rokan yang hanya memproduksi rata-rata 190 ribu bph lantaran masuk dalam kategori mature. 

R1/Hee