Orang Tua Murid di Bengkalis Keluhkan Belajar Sistem Daring, Terkait Mahalnya Data Internet

Orang Tua Murid di Bengkalis Keluhkan Belajar Sistem Daring, Terkait Mahalnya Data Internet

4 Agustus 2020
Jaringan internet/net

Jaringan internet/net

RIAU1.COM -BENGKALIS - Masyarakat Bengkalis yang memiliki anak yang sekolah ditingkat SMP, mengeluhkan sistem pembelajaran daring. Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis terus melakukan pemantauan terkait banyaknya keluhan dari masyarakat tersebut.

Hal tersebut disampaikan kepala bidang pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Syafrizal kepada sejumlah wartawan, Selasa 4 Agustus 2020.

"Memang yang banyak keluhan dari masyarakat, kalau sekolah kebanyakan tidak ada keluhan, dan kita masih bisa menyediakan akses internet sampai ke sekolah sekolah. Memang kemarin di Mandau, ada sekolah yang memberikan paket internet ke anak dengan satu anak 20 ribu, tetapi itu sekolah yang mempunyai dana bos yang besar," ungkap Syafrizal.


Menurut Syafrizal lagi, soal dana Bos tersebut memang dibolehkan, cuma kita harus memastikan bahwa anak dengan penggunaan dana tersebut betul apa tidak.

"Kalau didalam juknis Bos permendikbud nomor 19 itu dibolehkan. Karena kita ada pergeseran juknis dana Bos ini. Memang dipastikan untuk penanganan covid-19,"ujarnya.

Dalam hal tersebut, soal bantuan paket internet dari Dana Bos tersebut, lanjut Syafrizal bahwa, Disdik Bengkalis akan sulit untuk mengawasinya. Karena, siapa yang menggunakan handpone tersebut Disdik tidak akan bisa mengawasi.

Loading...

"Kemarin ada satu sekolah yang kami pantau, dan kami mengingatkan agar hati hati tentang pertanggungjawaban dana Bos nanti, karena nanti kalau 500 anak saja dikali 20 ribu kan cukup besar. Bagaimana kita mau memastikan anak ini pasti menggunakan dana itu untuk belajar atau tidak,"beber Syafrizal.


Disinggung apakah sampai hari ini belum ada solusi kongkrit untuk mengatasi kesulitan masyarakat. Diungkapkan Syafrizal bahwa, masalah tersebut belum ada solusinya.

"Memang kemarin ada berbincang bincang kita mengharapkan ada bantuan dari desa tetapi belum ada kordinasi dengan baik antara baik dipusat maupun daerah apakah menggunakan internet Desa atau ada solusi lain yang akan disiapkan oleh perangkat perangkat desa tersebut. Artinya kalau memang ada internet dari desa dan bisa dimanfaatkan semacam pos belajar ya tidak apa apa,"ujarnya lagi.
 
"Disdik sampai saat ini masih mencari solusi, dan mengevaluasi serta masih menampung kendala kendala dilapangan. Dan nanti pasti akan kembali dicari solusikan kembali. Untuk daring saat ini paling paling cuma 10 persen, mungkin saja belum sampai 10 persen yang full daring,"pungkasnya seraya mengatakan Disdik Bengkalis siap membantu perangkat internet disekolah.(R24)